Kiai Chalwani: Jangan Sampai Mahasiswa Terkecoh (Lagi)
NU Online · Sabtu, 15 Maret 2014 | 00:01 WIB
Purworejo, NU Online
Majlis Pembina Cabang (Mabincab) Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purworejo, Jawa Tengah, KH Achmad Chalwani Nawawi mengingatkan agar mahasiswa tidak terkecoh dengan berbagai isu-isu dan persoalan yang terjadi akhir-akhir ini.<>
Hal itu disampaikannya dihadapan sedikitnya 60 mahasiswa dari sejumlah kampus di Karesidenan Kedu yang mengikuti kegiatan Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang digelar oleh Pengurus Cabang PMII Kabupaten Purworejo, Kamis-Sabtu (13-15/3) di Balai Desa Ngaran Kecamatan Kaligesing Purworejo.
"Mahasiswa harus jeli menyikapi setiap permasalahan yang ada. Jangan sampai gerakan mahasiswa ini menjadi bahan komoditas bagi oknum maupun segelintir orang untuk kepentingan selain kepentingan rakyat secara menyuluruh," tandasnya.
Selain itu, ia mengingatkan, hakikat perjuangan PMII adalah melanjutkan perjuangan para ulama untuk menegakkan akidah ahlussunnah wal jamaah di bumi nusantara.
"Tentu bukan hal yang mudah karena tantangannya akan banyak sekali ditemui di tengah perjuangan. Banyak pihak-pihak yang merongrong kedaulatan bangsa, baik melalui penjajahan ekonomi, politik, ekonomi maupun SDA," tandasnya.
Kegiatan kali ini bertema “Mengukuhkan Kedaulatan Sumber Daya Alam (SDA) Untuk Indonesia Yang Berdikari. Para mahasiswa diajak untuk lebih memperhatikan isu-isu SDA di cabang masing-masing. Karena SDA menjadi sebuah potensi sekaligus ancaman bagi rakyat.
"Selama ini peranan mahasiswa terhadap pengawalan kedaulatan SDA sudah dirasakan oleh pemerintah daerah. Sinergitas ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan agar ke depan eksplorasi lingkungan di Purworejo bisa diawasi bersama mengingat salah satu peranan mahasiswa sebagai agen social of control, agen social of change," tandas Gatot Seno Aji SE, Kepala Kantor Kesbangpol Purworejo saat membacakan sambutan Bupati.
Lebih lanjut Gatot berpesan agar PMII yang anggotanya merupakan mahasiswa terdidik juga turut mengawal nilai-nilai local yang mulai terkikis oleh percepatan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Menurutnya meski memiliki nilai positif, namun banyak juga nilai-nilai negative yang harus difilter.
"Kita perlu memahami dan menyadari tantangan global dan internal yang sedang dihadapi dan mengharuskan kita untuk lebih memperkuat jatidiri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia," tandasnya. (Lukman Hakim/Anam)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua