Daerah

Kiai Ma’ruf Khozin: Jangan Ciptakan Gesekan di Media Sosial

Sen, 14 Agustus 2017 | 21:30 WIB

Sidoarjo, NU Online
Setiap pengguna media sosial atau Medsos harus ekstra hati-hati. Disarankan menghindari hal yang akan menjadi masalah, apalagi gesekan sesama warga NU. Justru keberadaannya bisa dijadikan sarana untuk menambah ilmu dan berbagi kebaikan.

"Jadikanlah Medsos sebagai sarana ngaji, baik fikih, dalil amaliyah dan sejenisnya," kata Kiai Ma'ruf Khozin, Ahad (13/8).

Pandangan ini disampaikannya saat menjadi narasumber pada kegiatan Ngaji Medsos; Media Dakwah Santri di Era Cyber yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Falah Siwalanpanji, Buduran. 

Menurut Kiai Ma'ruf, saat berinteraksi di dunia maya seperti Medos, maka disarankan untuk menjaga etika. "Apalagi pernah nyantri, maka harus menjaga etika seperti halnya saat di pesantren," pesan alumni Pondok Pesantren Ploso Kediri tersebut.

Sikap ala pesantren juga akan tercermin ketika mengomentari ataupun status yang dimunculkan di Medsos. Apalagi para santri dan alumni tidak bisa dipisahkan dari Nahdlatul Ulama. "Tidak boleh mengomentari masalah yang menimbulkan gesekan di antara sesama NU," kata salah seorang anggota dewan pakar PW Aswaja NU Center Jatim ini. 

Etika dan sikap ekstra hati-hati tersebut juga hendaknya menjadi ciri khas dari para santri, khususnya mereka yang tengah maupun sudah selesai menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. "Karena KH Nurul Huda Jazuli  ada di jajaran Syuriah PBNU. Apalagi para masyayikh Pesantren Ploso sangat baik dengan siapapun," pesannya.

Setidaknya ada seratus peserta yang mengikuti kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga malam tersebut. Mereka terhimpun dalam Forum Komunikasi Putra Delta PP Al-Falah Ploso Mojo Kediri di Sidoarjo. Bahkan ada peserta dari Pondok Pesantren Langitan Tuban dan sejumlah pesantren lain dari berbagai kota di Jawa Timur. 

Sejumlah narasumber dihadirkan yakni Hakim Jayli dan Sururi Arumbani dari TV9, tim pemateri dari PW Lembaga Ta'lif wan Nasyr NU Jatim, NU Online dan Majalah Aula. (Ibnu Nawawi/Fathoni)