Daerah

Kiai Muda Pengasuh Pesantren se-Jateng Selenggarakan Halaqah Pemikiran

NU Online  ·  Senin, 8 Oktober 2018 | 11:30 WIB

Salatiga, NU Online 
Pesantren yang telah banyak memberikan sumbangsih dalam membangun generasi bangsa dituntut mengembangkan pemberdayaan lembaga maupun santri. Salah satu yang bisa dilakukan dengan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui program jamiyah produksi. 

Demikian sejumlah catatan pada Halaqah Pemikiran Kiai Muda Pengasuh Pesantren se-Jawa Tengah di Salatiga, Ahad (7/10).

"Jamiyah produksi ini mengubah paradigma berpikir dari konsumen menjadi produsen, dari penikmat menjadi penyedia, dan seterusnya," papar narasumber halaqoh, Mujab.

Jamiyah produksi dapat menciptakan produk sendiri dari pesantren maupun bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Pelaksanaannya dapat melibatkan santri, pengasuh maupun masyarakat sekitar pesantren. Mujab menganjurkan produk yang diciptakan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar pesantren. 

"Jamiyah produksi dapat dibentuk dalam wujud badan hukum koperasi. Dan setiap keputusan selalu melibatkan anggota," tuturnya.

Keberadaan jamiyah produksi bukan hanya menciptakan produk, tetapi di dalamnya juga ada edukasi kepada anggota. “Sehingga bukan hanya mengembangkan nalar ekonomi, namun juga mengembangkan nalar kritis anggota,” terangnya. 

Dalam paparannya, keberadaan jamiyah produksi tidak mengesampingkan peran utama pesantren menyiapkan kader ulama. “Bahkan dapat dimanfatkan sebagai sarana dakwah santri pasca dari pesantren," ujar Mujab, yang juga pengelola Sekolah Alternatif Qoriyah Thoyibah Salatiga.

Pada kesempatan yang sama, Abdul Qayum, selaku tim cyber UMKM menambahkan, pesantren dapat memanfaatkan media digital untuk mendukung program pemberdayaan. Mengingat saat ini masyarakat yang mengakses media internet meningkat pesat. “Sehingga pesantren perlu hadir di dalamnya, agar perkembangan teknologi internet ini lebih bermanfaat,” urainya.

Menurutnya, pesantren dapat memanfaatkan internet untuk beragam tujuan. “Dari mulai pemasaran dan publikasi produk maupun program yang dimiliki," katanya.

Ia menambahkan, selain untuk publikasi dan promosi, pemanfaatan internet sekaligus sebagai media dakwah pesantren. “Sehingga media online, termasuk media sosial banyak diisi dengan konten positif,” terangnya.

Dirinya berpendapat bahwa banyaknya konten negatif di internet perlu dilawan dengan memperbanyak konten positif. “Kehadiran pesantren dalam hal ini sangat strategis," pungkasnya.

Ketua panitia halaqoh Gus Fatchullah Akbar menegaskan acara  ini akan ditindaklanjuti pada forum yang lebih kecil dan konsen pada praktik. (Muhamad Sulhanudin/Ibnu Nawawi)