Daerah

Klub Riset Kampus Ini Lakukan Penelitian di Tempat Bersejarah

NU Online  ·  Senin, 3 Desember 2018 | 01:30 WIB

Pontianak, NU Online
Klub riset Institut Agama Islam Negeri Pontianak menggelar anjangsana atau kunjungan silaturrahim ke sejumlah tempat bersejarah di kota Pontianak, Kalimantan Barat, Ahad (2/12). Lokasi yang dikunjungi tersebut adalah Tugu Khatulistiwa dan Istana Kesultanan Kadariah, dan Masjid Jami Pontianak.

Keberangkatan diikuti puluhan peserta dari lintas fakultas yang tergabung dalam Klub Riset IAIN Pontianak. Agenda tahunan ini diikuti dengan antusias peserta. “Masing-masing akan dilatih meneliti langsung di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar potensi menulis dan mental para peserta dapat terasah,” kata Diri Darmadi.

Dosen pembina klub riset ini mengemukakan penelitian lapangan diharapkan melatih langsung mental dan jiwa peneliti agar kemampuan menulis semakin tinggi.

“Penelitian dengan cara terjun langsung ke lapangan adalah cara untuk membuat mental menulis dan jiwa-jiwa ilmiah timbul dalam diri peneliti muda. Kegiatan seperti ini adalah roh akademik bagi civitas akademika,” ungkapnya.

Pemandu anjangsana, Bibi juga mengarahkan agar para peserta memanfaatkan dengan baik kesempatan untuk mencari dan mengumpulkan data sebanyak mungkin.

“Diharapkan kepada peserta agar sebaik mungkin memanfaatkan waktunya supaya data yang kalian dapat terkumpul banyak, dengan data itu akan lebih mudah menulis nantinya” ujarya.

Penelitian dimulai dari Tugu Khatulistiwa. Setiap peserta memfokuskan pada penelitian yang diminati. Di antaranya mengenai sejarah, budaya, arsitektur, ekonomi, dan manuskrip. Sebelum itu, sedari awal para peserta sudah dibekali pengetahuan mengenai penelitian sehingga mereka tinggal mengaplikasikan apa yang telah didapatkan.

Gunawan sebagai salah satu peserta menunjukkan antusiasnya dalam penelitian pada kesempatan ini. Ia mulai mendokumentasikan beberapa foto yang dipajang di dalam ruangan Tugu Khatulistiwa sebagai bahan dasar penelitian. Demikian pula dengan peserta lain.

Setelah data terkumpul, peserta melanjutkan perjalanan menuju Istana Kadariah. Di sana tak kalah bersemangat mencari dan mengumpulkan data. Namun karena banyaknya kegiatan para petinggi istana, sehingga peneliti muda itu hanya mendapatkan data apa adanya. Itu tidak mengurangi antusiasme peserta anjangsana.

Usai penelitian, pembina klub Riset Didi Darmadi mengarahkan seluruh peserta berkumpul dan mendiskusikan apa yang telah didapat. Kemudian memberikan jangka waktu selama lima hari untuk menulis hasil penelitian lantas dikumpulkan dan dikoreksi serta dinilai untuk pengembangan berkelanjutan.

“Saya menyarankan peserta kembali mencari data di lain waktu jika yang didapat belum lengkap agar hasilnya lebih valid,” pungkasnya. (Juharis/Ibnu Nawawi)