Daerah

Lesbumi NU Pekalongan Kembangkan Agrowisata Labu Madu

Sel, 18 Agustus 2020 | 02:30 WIB

Lesbumi NU Pekalongan Kembangkan Agrowisata Labu Madu

Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan Eko Ahmadi (kiri) di kebun petik labu madu. (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kabupaten Pekalongan menggagas agrowisata petik labu madu (cucurbita moschata) di Desa Sinangohprendeng, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.


Ketua Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan Eko Ahmadi mengatakan, di beberapa tempat di Pekalongan ada banyak lahan pertanian dan perkebunan yang masih belum tergarap maksimal. Pihaknya mencoba mengembangkan agrowisata petik buah labu madu.


“Dan ini bisa diduplikasi di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Pekalongan," ujar Eko Ahmadi kepada NU Online di kebun labu madu, Ahad (16/8).


Eko mengatakan, kehadiran Lesbumi di kebun agrowisata petik labu hanya sebagai inisiator agar para petani bisa memanfaatkan lahan yang ada bernilai ekonomis.


"Apa yang kami lakukan sebagai upaya memotivasi Nahdliyin, khususnya, untuk bisa bertanam buah-buahan pada musim kemarau saat ini dan labu madu sangat cocok ditanam di Kabupaten Pekalongan," ungkapnya.


Ia menjelaskan, buah labu madu yang dikenal dengan sebutan pumpkins butternut atau butternut squash itu berbentuk seperti kacang tanah dengan ukuran besar. 


Menurut dia, labu itu memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut serta mengandung serat yang tinggi, antioksidan, beta-carotene, vitamin A, dan vitamin B kompleks.


“Bahkan, buah labu madu diyakini sangat baik jika dimanfaatkan sebagai makanan pendamping air susu ibu (ASI) untuk bayi,” ungkap Gus Eko, sapaan akrabnya.


“Tingkat kemanisan akan semakin tinggi setelah buah disimpan minimal dua bulan. Daya simpan buah juga bisa mencapai enam bulan,” sambungnya. 


Wakil Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan Suryono menambahkan, terkait rencana pengembangan agrowisata petik buah labu madu. Hal itu sangat memungkinkan karena 60 persen wilayah Kabupaten Pekalongan merupakan lahan pertanian.


"Selain itu, lahan labu madu kebetulan dekat bagian hulu Kaliwedus yang bisa dibuat wisata air. Prasarana jalan juga sangat mendukung. Untuk mencapai kebun kami sangat mudah, tempat parkir juga luas," katanya.


Kendati demikian, dirinya mengaku belum menyiapkan harga paket untuk agrowisata petik buah labu madu. Saat ini, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan masih sebatas membangkitkan minat bertani dan berkebun pemuda desa. 


"Hasil panen labu madu di pasar biasa Rp20 ribu perkilogram. Meskipun harga jual di toko-toko modern Jakarta berkisar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram," pungkasnya.


Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori