Daerah

LPBINU dan Komunitas Vespa Ponorogo Tanam Pohon Jaga Kelestarian Mata Air

Ahad, 9 Februari 2020 | 19:00 WIB

LPBINU dan Komunitas Vespa Ponorogo Tanam Pohon Jaga Kelestarian Mata Air

Tim relawan LPBINU dan Komunitas Vespa Ponorogo pada kegiatan penanaman pohon, Ahad (9/2). (Foto: Novi Tri)

Ponorogo, NU Online
Seolah dikejar waktu, dalam sebulan terakhir Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur telah empat kali melakukan reboisasi di sekitar sumber mata air.
 
Karena program ini, saat umumnya warga menikmati liburan akhir pekan, para relawan LPBINU merelakan dirinya untuk berjibaku dengan bibit tanaman antuk reboisasi. Keprihatinan akan semakin berkurangnya debit air di sejumlah sumber mata air di wilayah Ponorogo membawa mereka untuk menyediakan waktu rekreasi untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
 
"Begitu masuk musim penghujan kemarin, kami berinisiatif melakukan pembibitan tanaman untuk memenuhi kebutuhan penghijauan," ungkap Sofyan, salah satu pengurus LPBINU Ponorogo.
 
Kali ini LPBINU menggandeng komunitas Vespa Kabupaten Ponorogo untuk kembali mengabdi pada lingkungan.
 
"Awalnya kegiatan kami lebih pada penyaluran hobi, namun lambat laun muncul kepedulian untuk menghiasi rekreasi dengan sesuatu yang berarti buat lingkungan hidup," kata Arif, Koordinator Komunitas Vespa Ponorogo.
 
Sesuai kesepakatan bersama, pada Ahad (9/2) relawan LPBINU dan anggota komunitas Vespa Ponorogo memilih sasaran penghijauan di kawasan hutan sekitar mata air Dusun Geplok, Desa Tulung, Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo.
 
Mereka tidak sendirian, karena Kepala Desa setempat juga menunjukkan dukungan penuh kepada kegiatan itu.
 
"Kami hidup menggantungkan diri dari mata air di Dusun Geplok. Kami sadar semakin hari debit airnya semakin berkurang akibat pohon-pohon di sekitarnya banyak ditebang. Alhamdulillah, teman-teman LPBINU dan Komunitas Vespa mau membantu kami. Tentu saja, kami sangat mendukungnya," ujar Kepala Desa Tulung, Bibit.
 
Seperti pada kegiatan lain sebelumnya, LPBINU mendapat dukungan penuh dari berbagai badan otonom di bawah naungan NU setempat, sepeti Muslimat NU, GP Ansor, Banser, Fatayat NU, IPNU dan IPPNU. Beberapa elemen masyarakat setempat, seperti LMDH dan Karang Taruna juga tampak aktif terlibat dalam kegiatan tersebut.
 
Kegiatan diawali dengan seremonial penyerahan bibit tanaman dari Novi Trihartanto, Ketua LPBINU Ponorogo kepada Kepala Desa Tulung. Setelah itu para relawan dengan penuh semangat menanam tidak kurang dari 2500 bibit pohon. Beberapa jenis pohon yang ditanam adalah juwet, beringin kerbau, sengon, jambu menthe, cempedak, dan nangka.
 
Bibit-bibit pohon ditanam di atas tanah milik Perhutani dan Pemerintah Desa setempat. Kesemangatan mereka tentu saja didorong oleh kepeduliaan akan pentingnya air bagi kehidupan.
 
"Manfaat menjaga mata air Gaplok Tulung adalah mengurangi potensi longsor ketikamusim hujan dan menjaga ketersediaan air saat kemarau," ungkap Novi Trihartanto.
 
Sebagaimana dicanangkan pada program LPBINU, setelah kegiatan penghijauan dibentuk tim perawatan. Hasilnya, LMDH, Gapoktan, dan Perhutani Lawu menjalin kesepakatan untuk membuat gerakan konservasi satwa dan air dengan dukungan dari Pemerintah Desa Tulung.
 
Editor: Kendi Setiawan