Daerah

LTN NU Latih Santri Cara Menjadi Kreator Konten Positif

Sen, 27 Agustus 2018 | 15:30 WIB

Cirebon, NU Online
Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pelatihan konten dakwah di era digital. Kegiatan tersebut diadakan di Pondok Pesantren As-salafie Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (27/8).

Ketua LTN PBNU Harry Usmayadi mengungkapkan, bahwa 36,1 persen umat Islam di Indonesia, atau sekitar 57,33 juta merupakan warga Nahdlatul Ulama. Oleh karena itu, potensi yang cukup besar tersebut harus dimanfaatkan dengan maksimal.

Pria yang akrab disapa Cak Usma itu juga menuturkan, pihaknya sudah membuat sejumlah akun media sosial dan portal (website) untuk bisa mempublikasikan dakwah-dakwah positif. Untuk memaksimalkan perannya, LTN NU juga sudah memberikan pelatihan-pelatihan ke sejumlah wilayah dengan melibatkan PCNU ataupun LTN NU dimasing-masing cabang NU.

"Kita sudah melakukan pelatihan juga, untuk bisa memanfaatkan media sebagai alat dakwah positif," katanya di hadapan sekitar 300 peserta se-wilayah III Cirebon.

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren As-Salafie KH Wawan Syaerozi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh LTN NU PBNU dan Kemkominfo ini. Menurutnya, informasi hoaks lebih banyak dibandingkan dengan informasi yang benar.

Direktur Nusa TV ini juga mengemukakan, bahwa santri sudah seharusnya menguasai media. Karena menurutnya, jika tidak dikuasai oleh santri, maka porsi-porsi dakwah di media akan dikuasai oleh orang-orang yang intoleran. "Oleh karena itu, santri harus bisa aktif juga di media sosial," ujar Kiai Wawan.

Adanya pelatihan ini, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada santri, terkait cara mengemas konten media yang menarik dan bisa dijadikan sebagai dakwah di era digital. "Diharapkan, semua peserta bisa menyerap ilmu dari acara ini dan bisa mengaplikasikannya," katanya.

Sementara itu, Septriana Tangkari, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo mengatakan, bahwa pengguna internet di Indonesia, sudah mencapai 51,8 persen atau sekitar 132 juta penduduk. Jumlah tersebut akan terus meningkat, dengan upaya peningkatan infrastruktur di daerah.

"Memang yang sudah maksimal itu Pulau Jawa. Tapi infrastruktur wilayah lainnya juga akan ditingkatkan," kata Septri.

Untuk saat ini, jaringan internet di Indonesia sudah 4G, sehingga kualitasnya cukup baik. Ia juga menuturkan, bahwa sebagian besar pengguna internet di Indonesia, mengakses melalui telpon seluler.

Septri juga mengingatkan, dengan berkembang dan mudahnya akses internet ini, membuat semua orang bisa menyebarkan informasi dengan cepat. Sayangnya, saat ini masih banyak yang menggunakannya untuk menyebarkan informasi bohong, provokatif atau intoleran.

"Oleh karena itu, santri harus bisa mengambil peran untuk bisa membuat konten yang positif," ujar Septriyani. (Syakir NF/Ahmad Rozali)