Banten, NU Online
Kaum Muslimin hendaknya memiliki kepercayaan dan keyakinan tinggi dalam menjalankan segala printah agama. Termasuk dalam bersedekah harus yakin bahwa semakin banyak yang diberikan, maka akan memperoleh balasan yang lebih besar.
Hal tersebut disampaikan Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Medan, Sumatera Utara, Hotmatua Paralihan, Jumat (17/5).
Penegasan disampaikan pada buka puasa bersama ribuan santri di Pondok Pesantren Al-Hasaniaya Rawalini, Tangerang, 2 KM sebelah Utara Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Kegiatan dirangkai dengan pemberian Ulos Tapanuli kepada pimpinan Pesanteren, KH Ahmad Mahrusillah Zarkasihdan istri.
"Mengutip ucapan Li Ka Shing, milliarder Hongkong bahwa ada tiga jenis paling misterius di dunia. Yakni makin banyak digunakan atau dikeluarkan maka semakin banyak didapatkan,” katanya mengawali ceramah.
Ketiganya adalah uang yang digunakan untuk meningkatkan kualitas diri, seperti pendidikan. “Kedua adalah uang yang diberikan kepada orang tua, dan tiga yaitu uang yang diberikan untuk bantuan sosial,” jelas kandidat doktor tersebut. Tiga jenis ini semakin banyak digunakan maka semakin banyak diperoleh datang gantinya, lanjutnya.
Terkait masyarakat ekonomi Asean, Katib PCNU Medan ini berharap santri juga siap dengan persaingan. "Anak-anakku santri sekalian dengan adanya masyarakat ekonomi Asean atau MEA, maka santri, alumni perguruan tinggi tidak lagi bersaing antara sebangsanya, tetapi anak dan pemuda Tangerang bersaing di profesinya masing-masing dengan bangsa Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam,” ungkapnya.
Oleh sebab itu semua harus lebih siap dalam segala hal. “Maka posisi dan waktu santri di pesanteren saat ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menggali ilmu,” ungkapnya.
Berikutnya, Hotmatua Paralihan menjelaskan pemberian Ulos sebagai rasa syukur dan bangga serta bukti ikatan silaturahim antara NU Kota Medan dan NU Rawalini, Teluknaga, Tangerang.
“Disamping itu karena tokoh muda ini, memiliki keperdulian kepada masyarakat sekitar pesantren dengan mempelopori dunia pendidikan dan pertanian secara terpadu,” jelasnya.
Kegiatan juga dihadiri, ulama, kiai, tokoh pertanian, pemuda, Banser, ulama dan masyarakat Rawa Lini. (Ismail Nasution/Ibnu Nawawi)