Probolinggo, NU Online
Mantan Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sahrawi atau yang lebih akrab dipanggil H. Siddiq wafat, Kamis (31/10) sekitar pukul 14.30 WIB pada usia 68 tahun.
<>
Lelaki asal Desa Alaspandan Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo tersebut wafat karena sesak nafas/batuk panjang yang sudah lama dideritanya. Jenazah Rais Syuriyah MWCNU Kecamatan Pakuniran periode 2000-2005 ini dimakamkan di pemakaman umum desa setempat pada bakda Sholat Maghrib.
Meninggalnya salah satu tokoh NU ini membuat sebagian besar Nahdliyin di Kecamatan Pakuniran merasa kehilangan. Sejak kabar duka tersebut tersebar, rumah duka banyak didatangi petakziah untuk menyampaikan ucapan belasungkawa sekaligus membacakan tahlil. Sejumlah kerabat tampak mengiringi almarhum ke peristirahatan terakhir.
Hadir dalam pemakaman tersebut Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan H. Nasrullah A. Suja’i, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Pakuniran Sutarji serta segenap pengurus lembaga, lajnah dan badan otonom se MWCNU Kecamatan Pakuniran.
Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Hj. Fatimah dan tiga orang anak. Ketiga anaknya yaitu Ummi Masyita, Yayok Mustofa dan Kiki Maryam. “Kiki Maryam saat ini masih berada di tanah suci Mekkah sebagai petugas kesehatan dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo,” ungkap Hj. Fatimah.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo Sutarji kepada NU Online mengungkapkan turut berduka cita atas wafatnya salah satu pejuang NU tersebut. Apalagi selama ini H. Siddiq dikenal sangat peduli sekali dalam kemajuan dan kelestarian tradisi-tradisi ulama NU serta pemahaman terhadap kaidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sejak dini di kalangan pemuda.
“Selama menjadi pengurus MWCNU Pakuniran, almarhum sangat tanggap terhadap permasalahan terutama masalah aqidah seperti kasus percaya terhadap polok (pesugihan). Dalam memperjuangkan kebesaran NU, beliau tidak pernah menyerah walaupun dalam keadaan sakit,” ungkapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
5
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
6
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
Terkini
Lihat Semua