Banyumas, NU Online
Di antara 375 peserta yang sedang mengikuti Diklatsar Banser di Lapangan Desa Pamijen Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ada satu peserta yang langsung menarik perhatian.
Ia tampak begitu berbeda dari banyak peserta lainnya, tubuhnya sedikit pendek, berkulit sawo matang, rambut kepalanya terlihat sudah banyak yang memutih, dan rona garis-garis wajahnya terlihat jelas sudah mengeriput, lapuk dimakan waktu.
Ialah Ahmad Badri atau Mbah Badri, kata sahabat-sahabatnya memanggil. Di usianya yang tak lagi muda ia mantap mengikuti diklatsar, sebagai syarat sah untuk menjadi anggota Banser. Ia menjadi peserta tertua diantara 375 peserta yang lain, usianya 68 tahun akunya kepada NU Online, Senin(24/9) siang.
Pilihannya untuk menjadi banser bukan tanpa alasan,dirinya hanya ingin mengabdi kepada NU, Kepada kiai dan ikut menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Kulo cuma bade ngabdi ngge NU (Saya hanya mau mengabdi untuk NU, red)" kata Mbah Badri dengan semangat.
"Kulo pengin nderek romo kiai, nderek jaga negara (saya pengin ikut bapak kiai dan ikut menjaga negara, red)," lanjutnya
Mbah Badri lalu menceritakan, awalnya sempat sedikit minder karena usianya sudah tak lagi muda, takut tidak diterima atau tidak memenuhi syarat menjadi peserta diklatsar, namun panitia tetap menerimanya secara terbuka, dan ia mengaku sangat senang.
Ia mengatakan menjadi Banser adalah panggilan jiwanya, meski ia sadar usianya sekarang sudah tak muda lagi, namun semangat yang untuk mengabdi kepada NU dan kiai telah membuatnya seperti muda lagi.
Semoga sehat selalu mbah, dan senantiasa menginspirasi generasi muda NU untuk terus berkhidmah di NU dan NKRI. (Kifayatul Ahyar/Muiz)