Daerah

Membanggakan, Dosen Unusa Ini Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia

Rab, 3 November 2021 | 06:00 WIB

Membanggakan, Dosen Unusa Ini Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia

Dosen Unusa Ini Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia. (Foto: Humas Unusa)

Jakarta, NU Online
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Achmad Syafiuddin menorehkan prestasi di tingkat dunia. Baru-baru ini, ia masuk dalam daftar ilmuwan top dunia yang dirilis Elsevier. Elsevier merupakan sebuah lembaga penerbit terkemuka dunia yang mengelola Scopus atau database sitasi dan literasi jurnal ilmiah.
 
Dosen di Prodi Kesehatan Masyarakat Unusa ini masuk ke dalam jajaran 58 dosen atau peneliti dari Indonesia pada perangkingan tersebut. Syafiuddin mengungkapkan, dirinya merupakan yang paling junior dibanding 58 peneliti asal Indonesia lainnya.
 
“Saya termasuk yang paling junior, karena yang masuk daftar di sana adalah para ilmuwan senior dari beberapa kampus ternama di Indonesia,” ujar Syafiuddin di Surabaya, belum lama ini.
 
Dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa ini berhasil menduduki urutan ke-18 dari ranking all citation atau urutan ke-26 berdasarkan self-citation excluded.
 
Doktor lulusan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) ini menduga, namanya tercatat ke dalam daftar bergengsi tersebut karena fokus menerbitkan artikel di jurnal-jurnal internasional bereputasi tinggi. Selain itu, salah satu tulisannya yang terbit di Journal of The Chinese Chemical Society, Wiley dinobatkan sebagai artikel dengan jumlah sitasi terbanyak di jurnal bergengsi tersebut. 
 
Syafiuddin diketahui banyak menaruh perhatian pada penelitian tentang pemurnian air guna mengurangi polusi di dalam air. Melansir Kumparan, penelitian tersebut salah satunya telah dilakukan pada sebuah pusat perbelanjaan di Malaysia. Teranyar, dikatakan bahwa penelitian serupa juga sedang berlangsung di sebuah hotel di Surabaya.
 
“Saya banyak meneliti tentang kesehatan lingkungan, khususnya di bioremediasi polusi air yang memfokuskan pada penggunaan bahan-bahan alami dalam upaya mengurangi kandungan polusi di dalam air,” ungkap Syafiuddin.
 
Pada risetnya tersebut, Syafiuddin mengatakan bahwa ia melakukan penelitiannya dengan memanfaatkan limbah tak terpakai yang layak olah, seperti tempurung kelapa/kelapa sawit juga biji mangga. 
 
Bahan-bahan tersebut kemudian dibakar dan menjadi karbon aktif. Sebuah proses yang sama seperti membuat arang, namun dilakukan pada suhu tertentu dengan menggunakan beberapa campuran zat kimia. Hasil dari proses tersebut yang kemudian akan digunakan untuk pemurnian air.
 
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin