Daerah

Memperluas Dakwah Kiai NU Jadi Tugas Utama Kawula Muda

Kam, 26 Desember 2019 | 15:00 WIB

Memperluas Dakwah Kiai NU Jadi Tugas Utama Kawula Muda

Zidny Nafi’ A, salah satu mentor Santri Design Community saat mengisi acara Madrasah Design yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPNU-IPPNU) Lamongan. (Foto: NU Online/Ahmad Hanan)

Lamongan, NU Online
Tugas warga Nahdlatul Ulama (NU) belakangan ini bertambah, terutama generasi mudanya. Tugas tersebut yakni mendukung dakwah dari kiai-kiai NU melalui kreativitas desain grafis. Semua perkataan yang memuat dakwah, hikmah, dan sejenisnya bisa didaur ulang lewat desain yang menarik khalayak ramai.
 
Generasi muda NU dinilai cukup bisa mengambil sekaligus memanfaatkan peran desain ini. Alat-alat penunjang untuk bisa mendesain yang menarik sudah banyak tersedia dan mudah dijangkau. 
 
Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Zidny Nafi’ A, salah satu mentor Santri Design Community saat mengisi acara Madrasah Design yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPNU-IPPNU) Lamongan, Jawa Timur pada Selasa-Rabu (24-25/12).
 
“Tantangan dakwah saat ini dan zaman dulu itu sudah berbeda. Mari kita support dakwah kiai-kiai kita dengan jiwa kreatif kita,” ucap Zidny.
 
“Bentuk support yang bisa kita berikan itu bermacam-macam. Misalkan kita buatkan desain poster ngaji, kutipan, maupun live streaming pengajian-pengajian beliau. Sebab santri-santri dikenal kreatif di dalam segala aspek kehidupan,” tambah pria asli Kediri ini.
 
Ia kemudian menjelaskan kenapa para pemuda NU harus membantu dakwah para kiai. Menurutnya, peran digital dan media sosial lebih banyak diminati kawula muda, bukan dari kalangan orang tua.
 
“Tidak mungkin kiai-kiai kita membuat poster pengajian sendiri, menyiarkan pengajian sendiri. Sebab dunia digital merupakan dunianya anak-anak muda,” bebernya.
 
Dikatakan, media sosial itu bukan sebatas alat jual beli produk saja. Namun juga sebagai wadah kreasi masyarakat untuk menyampaikan gagasan dan aspirasi agar diketahui banyak orang. 
 
“Urusan digital itu bukan hanya sebatas jual beli saja. Tapi termasuk juga ke dalam bidang ini adalah mengenai bagaimana cara menyampaikan aspirasi, gagasan, serta pendapat yang kita miliki di media sosial,” jelasnya.
 
Oleh karena itu, Zidny mengajak para peserta pelatihan yang bertempat di Aula Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (BLK Disnakertrans) Lamongan ini untuk memanfaatkan keunggulan dalam pemahaman agama yang telah didapatkan dari kiai-kiai di pesantren maupun madrasah diniyah.
 
“Kita sebagai santri itu memiliki keunggulan dalam penguasaan pengetahuan keagamaan. Mari kita isi konten media sosial dengan materi-materi yang kita dapat dan disampaikan oleh kiai-kiai ketika di pesantren,” pungkasnya.
 
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Syamsul Arifin