Daerah

Mengapa Harus Tergabung di Ansor

Sen, 22 Juli 2019 | 11:00 WIB

Mengapa Harus Tergabung di Ansor

Ketua PC GP Ansor Jombang, H Zulfikar Dawam Ikhwanto (kiri)

Jombang, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, Jawa Timur, H Zulfikar Damam Ikhwanto menyatakan, anak muda hendaknya hati-hati dalam memilih organisasi. Tak sedikit organisasi yang eksis saat ini mengiringi perkembangan zaman. 
 
"Memilih organisasi yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) adalah pilihan yang tepat, terlebih untuk para pemuda," ujar Zulfikar.
 
Hal itu disampaikannya saat acara rutinan Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Kabipaten Jombang di Masjid Agung Baitul Mu'minin Sabtu (20/7) malam. 
 
Ia mengemukakan ada banyak pilihan berorganisasi, namun ia mengingatkan, jangan sampai salah pilih. Pasalnya, pilihan yang salah akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang bersangkutan ke depannya. Maka, NU organisasi yang didirikan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari adalah pilihan yang tepat untuk anak muda sesuai dengan latar belakangnya masing-masing.
 
"Anak muda saat ini, wajib aktif ikut organisasi, seperti di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) di tingkat pelajar, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di tingkat mahasiswa, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di tingkat sarjana, GP Ansor dan seterusnya," jelasnya.
 
Sejumlah organisasi di atas didirikan oleh tokoh-tokoh dan ulama-ulama besar. Dalam mendirikan organisasi, mereka juga tak sembarangan. Ada tirakat-tirakat yang dilakukan guna meyakinkan keberadaan organisasi tersebut senantiasa memberikan manfaat.
 
"Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang besar, karena didirikan oleh ulama sekaliber KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Khasbullah, dan KH Bisri Syansuri yang tak diragukan kealiman dan kejeniusannya," ujarnya.
 
Oleh karenanya, imbuh pria yang biasa disapa Gus Antok ini, ulama-ulama terdahulu dan pengikutnya sangat jarang ditemui alpa dalam menghidupkan organisasi yang didirikan, meski banyak tantangan yang melintang. 
 
"Tantangan tersebut juga tak semata tantangan yang dapat mengganggu eksistensi organisasi, namun lebih dari itu, berkaitan langsung dengan nyawa para ulama. Namun tambahnya, bagi ulama tidak ada waktu udzur dalam berjuang," ungkap Gus Antok.
"Tiada waktu udzur dalam berjuang adalah wasiat menjadi jimat agar di manapun berada ingat Ahlussunnah waljamaah," sambungnya.
 
Demikian itu menurut pandangannya harus menjadi teladan, utamanya bagi anak-anak muda. Perjuangan para ulama adalah warisan untuk generasi saat ini. 
 
Kegiatan Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor di Kota Santri ini diawali dengan seni hadarah dari Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (Ishari) dan disambung dengan istighotsah bersama. 
 
"Kegiatan ini sudah menjadi rutinan kita. Semoga tetap diberikan keistiqamahan," ucap pria yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang ini.
 
Hadir pada kesempatan ini, puluhan kader Ansor dan beberapa anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Tampak pula Ketua RMINU Jawa Timur, KH Zaky Hadzik sebagai pembicara kali ini. (Syamsul Arifin/Muiz)