Daerah

Mengenal Lebih Dekat Rumah Sakit Syubbanul Wathon Tegalrejo

Rab, 6 November 2019 | 11:30 WIB

Mengenal Lebih Dekat Rumah Sakit Syubbanul Wathon Tegalrejo

RSU Syubbanul Wathon (Foto: Gus Yusuf)

Jakarta, NU Online

Rumah Sakit Umum (RSU) Syubbanul Wathon, di Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah merupakan rumah sakit yang berdiri atas kerja sama Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Yayasan Syubbanul Wathon, dan Siloam Hospitals Group sebagai bagian dari Lippo Group. Rumah Sakit tipe C ini dibangun di atas lahan seluas 4.800 meter persegi dengan total luas bangunan 6.000 meter persegi dan terdiri atas tiga lantai.

 

Meskipun bertipe C, RSU Syubbanul Wathon dilengkapi dengan peralatan modern. Terdapat 180 tempat tidur, sekitar 12 dokter ahli dan 7 dokter umum, serta sejumlah perawat bersertifikasi. Rumah sakit ini resmi beroperasi sejak Januari 2019.

 

Ketua Yayasan Syubbanul Wathon yang juga Pengasuh Pesantren API Salaf Tegalrejo, Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) menjelaskan awal mula pendirian RSU Syubbanul Wathon. Gus Yusuf menceritakannya kepada NU Online pada Rabu (6/11) melalui sambungan telepon.

 

Menurut Gus Yusuf, pendirian RSU Syubbanul Wathon berangkat dari keinginan keluarga untuk mendirikan klinik sebagai penunjang layanan kesehatan bagi para santri yang mencapai 13 ribu santri. Berbagai penyakit sering menyerang para santri. Dampaknya, setiap tahun tidak kurang dari 500 santri yang putus ngaji disebabkan persoalan kesehatan.

 

“Awalnya kita itu kepingin mendirikan klinik sebetulnya, tapi ternyata ada tawaran dari pihak Lippo, yang ternyata juga sudah menjalin MoU dengan PBNU. Setelah MoU dengan PBNU, Lippo menawari Pesantren Tegalrejo untuk bersama-sama bikin rumah sakit. Nah, berawal dari situlah Bismillah, terus kita urus semuanya. Ya Alhamdulillah rumah sakit bisa berdiri. Begitu awalnya,” katanya.

 

Namun demikian, Gus Yusuf menekankan bahwa RSU ini tidak hanya diperuntukkan untuk para santri. Masyarakat umum juga dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang ada. Apalagi, sambungnya, di Tegalrejo, khususnya dan Magelang pada umumnya belum ada rumah sakit yang dapat melayani masyarakat dengan baik.

 

“Tidak hanya bagi santri, tapi untuk masyarakat Tegalrejo atau Magelang dan sekitarnya untuk kita bisa ikut berkontribusi kepada masyarakat. Di wilayah kami, Tegalrejo atau Magelang bagian timur ini belum ada rumah sakit yang memadai. Kita berharap rumah sakit ini melayani masyarakat dengan baik,” ucapnya.

 

Gus Yusuf menyatakan bahwa rumah sakitnya memiliki komitmen terhadap kemanusiaan. Pihaknya menjamin tidak akan ada penolakan terhadap warga miskin yang ingin mendapatkan layanan kesehatan darinya.

 

Insyaallah tidak ada (penolakan) karena kita rumah sakit ini kan orientasinya tidak semata-mata bisnis, tapi rumah sakit ini lebih kepada kemanusiaan. Jadi kita sudah tekankan kepada seluruh tenaga medis yang ada ini untuk mengedepankan sisi kemanusiaan,” ucapnya.

 

Adapun penamaan rumah sakit ini dengan nama Syubbanul Wathon, sambungnya, dikarenakan ikut dengan nama yayasan. Nama Syubbanul Wathon juga sudah sangat familiar bagi masyarakat Jawa Tengah.

 

Syubbanul Wathon ini tidak hanya familiar di Magelang, tapi juga di Jawa Tengah. Dan ketika menyebut Syubbanul Wathon ya itu NU, sudah jelas itu,” pungkasnya.

 

Pewarta: Husni Sahal

Editor: Muhammad Faizin