Daerah

Menggapai Surga Harus Punya Modal Ngaji tentang Agama

NU Online  Ā·  Rabu, 11 April 2018 | 04:00 WIB

Banjar, NU Online
Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di berbagai penjuru Indonesia disemarakkan dengan berbagai acara yang bertajuk seni dan budaya.Ā 

Salah satunya peringatan Isra Mi'raj yang berlangsung di Masjid Baetussalam Dusun Klapasabrang Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar Jawa Barat mengundang KH Muhaimin yang berasal dari Kecamatan Gandrung Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.Ā 

Dalam tausiyahnya KH Muhaimin mempunyai ciri khas yaitu dengan pementasan wayang, Selasa (10/4) malam.Ā 

Acara tersebut dihadiri oleh para kiai, Kepala Desa Kujangsari, Kepala Dusun Klapasabrang, dan ratusan masyarakat.

Disampaikan Kiai Muhaimin, untuk mencapai surga harus mempunyai modal ngaji tentang agama. Karena ngaji merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh umat manusia.Ā 

"Jangankan yang masih hidup, orang yang sudah meninggal pun masih ngaji," katanya.

Selain itu KH Muhaimin berharap bahwa Iman, Islam dan Ihsan harus ditanamkan sedini mungkin, oleh karena itu harus diajarkan sejak anak-anak.Ā 

"Dalam mengajarkan keimanan kepada anak-anak bisa melalui lagu yang sangat populer bagi anak-anak, namun di situ harus diganti liriknya, melalui media lagu juga bisa tertanam keimanan," katanya.Ā 

Selanjutnya terkait pengenalan Islam juga bisa dengan menjabarkan singkatan dari kata Islam tersebut, karena sebagai mahkluk Allah SWT wajib untuk selalu menghidupkan agama-Nya. Dan segala cara bisa dilakukan asalkan tidak sampai melanggar akidah Islam itu sendiri dan sesuai rujukan yang diajarkan oleh para kiai.Ā 

"Islam kalau dipanjangkan I-nya Isa', S-nya Subuh, L-nya Lohor, A-nya Ashar, M-nya Maghrib," ungkapnya.

Disampaikan juga bahwa pemahaman ihsan kepada anak-anak bisa dicontohkan secara langsung melalui tindakan orang tua kepada sesama. "Di depan anak harus selalu berprilaku yang baik, karena akan ditiru oleh anak," katanya.

Selanjutnya KH Muhaimin mengajak kepada seluruh hadirin bahwa sebagai kaum muslimin harus selalu mendirikan shalat lima waktu, karena shalat merupakan tiangnya agama, sehingga harus dijaga supaya tiangnya tetap kokoh.Ā 

"Dirikan sholat lima waktu berjamaah," tukasnya.

Diakherat amal yang pertama kali dihisab adalah amal sholat, sehingga sebagai muslimin harus selalu menjaga sholatnya. Apalagi yang sudah berkeluarga, seorang suami sebagai kepala keluarga harus senantiasa mengajak istri dan anaknya untuk menjalankan sholat lima waktu.Ā 

"Kalau dalam keluarga dari suami, istri, dan anaknya shalat pasti akan adem dan tentram hidupnya," pungkasnya. (Wahyu Akanam/Muiz)