Daerah

Menyemai Keberkahan dalam Pergerakan

Sab, 21 Maret 2020 | 03:00 WIB

Menyemai Keberkahan dalam Pergerakan

Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan KH Taufik Hasyim, saat memberikan taushiyah di acara Haul Buju' Gayam. (NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

Al-barokah fil harokah, keberkahan itu terdapat pada pergerakan. Kalau hanya diam dalam menjalani hidup ini, keberkahan sulit diraih oleh manusia.

 

"Apa keberkahan itu? Ziyadul khoir, bertambahnya kebaikan," terang Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur KH Taufik Hasyim saat dihubungi di kantor PCNU Pamekasan Jalan R Abd Aziz Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Sabtu (21/3).

 

Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan tersebut menegaskan, salah satu cara efektif menjauhkan diri dari keburukan adalah memperbanyak peluang keberkahan. Yakni memperkaya diri dengan banyak kebaikan.

 

"Semakin banyak kebaikan yang diperbuat, insyaallah keberkahan hidup bisa diraih. Tatkala keberkahan sudah diraih, tindak kejahatan bakal diminimalisasi oleh manusia, bahkan bisa dihindari semaksimal mungkin,” tambahnya.

 

Kiai Taufik tampak tidak sekadar main kata. Namun, dirinya telah memberikan bukti; sejak memimpin PCNU Pamekasan, organisasi (NU) yang dimpimpinnya bergerak aktif hingga ke polosok desa. Ia mengaku selalu ikhlas hadir ke acara-acara NU maupun badan otonom (banom)-nya di pedesaan, tanpa merasa lelah.

 

Belum lama ini, Kiai Taufik memberikan taushiyah di Haul Ki Aryo Minak Senoyo alias Bhuju’ Gayam, di Langgar Gayam, Desa Proppo, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Kamis (19/3) malam.

 

Dalam acara yang sekaligus memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad tersebut, Kiai Taufik menekankan kepada seluruh jemaah, agar menjauhi sifat sombong, dengki, dan kikir.

 

“Ketiganya dapat melepuhkan kebajikan di dunia ini. Tiga sifat buruk tersebut dibenci oleh Nabi, karena menjadi salah satu penyebab ditolaknya setiap amal baik, sehingga berakibat dijauhkan dari surga Allah,” urainya.

 

Menurutnya, amal perbuatan di dunia akan menjadi beban dan pertanggungjawaban kelak di akhirat. Itu tidak terlepas dari status kematian manusia yang berbeda dengan hewan.

 

“Jangkrik, kambing, sapi, ayam, burung, dan sejenisnya tidak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Bahkan, hewan-hewan tersebut justru bisa diambil manfaat setelah mati. Beda dengan manusia yang matinya tidak memberikan manfaat, hanya amalnya yang bisa memberikan manfaat pada diri dan manusia lainnya,” jelas Kiai Taufik.

 

Kiai Taufik juga mengajak seluruh hadirin agar tetap waspada di tengah maraknya penyebaran virus Corona, melalui memperbanyak zikir dan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

"Tentu juga dengan ikhtiar memelihara kebersihan diri dan lingkungan. Doa dan ikhtiar atau usaha mesti selalu beriringan," tukasnya.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR