Daerah

Merasa Diri Sendiri yang Terbaik? Bertaubatlah...

NU Online  ·  Senin, 17 September 2018 | 07:30 WIB

Merasa Diri Sendiri yang Terbaik? Bertaubatlah...

Taubat (Ilustrasi)

Pringsewu, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren YPPTQ MH Kecamatan Ambarawa, Pringsewu Lampung, Gus Mubalighin Adnan menjelaskan definisi taubat adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan yang terlarang untuk kemudian menggantinya dengan perbuatan yang terpuji. Adapun jika seseorang akan bertaubat, maka tahapan yang harus dilakukan adalah bertaubat dari melakukan dosa - dosa besar, kemudian bertaubat dari dosa kecil, bertaubat dari perkara makruh dan taubat dari perbuatan yang kurang baik.

“Menganggap dirinya adalah orang baik dan termasuk kekasih Allah juga harus ditaubati. Termasuk orang yang menganggap dirinya telah benar dalam melakukan taubat, juga harus bertaubat,” jelas Gus Balighin saat menjelaskan seputar taubat pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang dilaksanakan di Gedung NU, Ahad (16/9).

Bersumber dari Kitab Minahus Saniyah, Gus Balighin juga mengajak umat Islam untuk bertaubat dari segala kehendak hati yang tidak di ridlai Allah SWT dan dari lupa ber-musyahadah (mengingat) kepada Allah, walaupun hanya sekejap.

Bertaubat juga harus disertai dengan niat yang kuat untuk tidak mengulangi lagi. Karena orang yang benar-benar menyesal tentu tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Hal ini tuturnya, sudah dicontohkan oleh Nabi Adam ketika terlanjur melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

“Dengan taubat yang sungguh-sungguh, segala kesalahan dan dosa yang berhubungan dengan Tuhan akan diampuni. Begitu pula tindakan dzalim terhadap diri sendiri. Kecuali syirik dan segala yang berhubungan dengan sesama manusia. Untuk yang terkait dengan sesama manusia tidak akan diampuni, selama orang yang bersangkutan belum meminta maaf kepada orang yang disalahi,” tegasnya.

Gus Balighin juga menjelaskan bahwa taubat adalah pondasi dari segala perbuatan manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tanpa dilandasi taubat yang baik dan benar lanjutnya, seseorang yang ingin menggapai Tuhannya seperti orang yang membangun rumah megah di atas tanah labil dan goyah dan akan mudah hancur.

“Sebaliknya siapa yang benar taubatnya berarti kuat pondasinya. Karena itu, sebagian ulama menyatakan siapa yang memperkuat taubatnya, Allah akan menjaganya dari segala yang merusak kesucian amalnya,” tutur Gus Balighin pada kegiatan perdana kajian Kitab Minahus Saniyah tersebut.

Terkait JIhad Pagi, berbagai macam kitab dikaji pada kegiatan yang rutin dilaksanakan di Aula Gedung NU Pringsewu ini. Diantara kajian kitab yang dilaksanakan dari jam 6 sampai dengan jam 7 pagi ini seperti Kajian TafsirAl-Qur’an, Kitab Bidayatul Hidayah, Kitab Fiqih, Kitab Hadits dan Kitab Minahus Saniyah. (Muhammad Faizin)