Daerah

Metode Pembelajaran TPQ Harus Kreatif

Sel, 31 Juli 2018 | 03:00 WIB

Jombang, NU Online 
Dosen Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang Ahmad Kanzul Fikri meminta generasi muda Nahdlatul Ulama turun ke lapangan merawat Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ). Karena TPQ berperan membumikan Al Quran dan membentuk karakter generasi muda yang lebih baik. 

"Pendidikan Al-Qur'an adalah pondasi utama dalam membentuk generasi hamilul qur'an (حامل القرأن). Kegiatan TPQ adalah salah satu ciri pendidikan Islam Nusantara sejak ratusan tahun silam. Saya minta kepada mahasiswa Unwaha untuk menghidupkan TPQ terutama sekitar rumahnya. Kalau tidak ada maka dirikan yang baru. Syaratnya tetap sabar," katanya, Selasa (31/7).

Ia mengatakan memahami Al-Qur'an adalah kunci menguasai ilmu agama Islam yang sangat luas ini. Generasi islam di masa depan harus berpijak pada pemahaman quran yang sesuai petunjuk ulama salaf dan ahli tafsir yang kredibel.

Namun ia menegaskan metode pembelajaran TPQ saat ini harus kreatif dan menarik bagi anak anak usia dini. Agar peminat generasi tunas bangsa yang ingin belajar membaca Al-Qur'an terus bertambah dan tidak kalah sama peminat game.

"Guru TPQ harus mempersiapkan metode yang variatif sehingga anak didik tidak bosan. Game hampir setiap hari ada yang baru, kalau model pembelajaran TPQ tidak kreatif maka akan kalah sama peminatnya sama game. Bisa-bisa tidak ada lagi yang mau belajar Al-Qur'an. Kalau perlu buat aplikasi game khusus untuk belajar Al-Qur'an plus tajwid," ujar Fikri.

Fikri mengatakan Jombang yang terkenal dengan kota santri masih memiliki kekurangan guru TPQ terutama daerah pelosok. Padahal di Jombang ada puluhan ribu santri yang lulus setiap tahunnya.

"Saya pernah berdakwah tentang TPQ didaerah pelosok, medan yang terjal dan terpencil adalah tantangan tersendiri. Mereka sangat merindukan di datangi para ahli Al-Qur'an terutama para guru TPQ yang ingin belajar lagi. Mereka bukan tidak mau belajar tapi mereka bingung mau belajar kemana karena keterbatasan waktu dan ongkos. Ini ladang dakwah bagi mahasiswa NU," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Abdullah Alawi)