Daerah

Mimika Tidak Kondusif, Kegiatan Keagamaan Warga Tetap Jalan

Sab, 14 September 2019 | 04:00 WIB

Mimika Tidak Kondusif, Kegiatan Keagamaan Warga Tetap Jalan

Kegiatan Pagar Nusa di Mimika, Papua. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online
Keberanian mengambil dan mengeksekusi keputusan merupakan hal penting dalam menggerakkan roda organisasi apapun, khususnya dalam kondisi keamanan yang tidak menentu. Hal  seperti ini dihadapi oleh Jamaah Istighatsah An-Nahdliyyah Mimika saat demo terjadi di berbagai kota di Papua, termasuk Mimika.
 
Usai akses internet dibuka, aneka kegiatan baru dapat dikirim oleh Kontributor NU Online di Mimika, Sugiarso. Berikut kisahnya yang dikirim Jumat (13/9).
 
Agenda Jalan Terus
Kegiatan menyambut tahun baru Islam 1 Muharam dan menandainya dengan aktivitas yang lebih baik di tahun baru akhirnya diputuskan tetap dijalankan.  Walaupun kala itu kondisi tidak menentu dan jadwalnya berbarengan dengan berbagai kegiatan. 
 
Pada Sabtu (31/8), acara khataman dan istighatsah di Masjid Al-Ikhlas Kampung Kadun Jaya bersamaan dengan tasyakuran ‘warga baru' Pagar Nusa Mimika. 
Kegiatan dipusatkan di halaman masjid An-Nur Soponyono SP4.  Karenanya, tim bagi dua, Sugiarso dan rombongan mengikuti acara di Kadun Jaya, sementara Ustadz Hasyim dan rombongan menghadiri kegiatan Pagar Nusa.
 
Satu hal yang membanggakan adalah adanya pembukaan rutinan istighatsah pada Ahad (1/9) yang bertepatan 1 Muharam di masjid Al- Aqsha, jalan Irigasi, Timika Baru, Mimika.
 
Acara dimulai bakda Isya walaupun situasi keamanan tidak menentu. "Saya atas nama pengurus dan jamaah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pak Sugiarso dan Ustadz Hasyim yang jauh dari Basecam Bandara dan Kampung Mwuare menjadwalkan dan datang di tempat kami. Saya mengajak Al-Aqsha untuk memperkuat silaturahim dengan saudara kita yang jauh, seperti Soponyono, Serui Mekar, SP4, yang bersedia hadir di tempat kami," kata Ustadz Qabul Yani saat memberikan sambutan.
 
Dalam pengantar istighatsah, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Mimika, Sugiarso memberikan penjelasan arti dan alasan beristighatsah. 
 
"Kita semua pasti punya hajat dan masalah. Salah satu caranya dengan istighotsah bersama,” katanya. 
 
Sugiarso kemudian memberikan tamsil, bila jalan rusak lalu ada seorang warga mengadu ke kepala desa mungkin sekali tidak diperhatikan karena dianggap rewel. Tapi jika demo satu kampung, mau tidak mau, kepala desa pasti menerima karena banyak orang. 
 
“Pun demikian kita malam ini doa bersama, beristighotsah, mohon pertolongan Allah bersama-sama insyaallah terkabul," urainya. 
 
Istighotsah, dalam penjelasannya merupakan amalan kiai NU. “Jika mengamalkan istiqamah, kita termasuk dalam kelompok para ulama dan wali kekasih Allah tersebut. Sementara, ulama adalah pewaris nabi," ungkap Sugiarso.
 
Pada Sabtu (7/9) ada dua kegiatan yang bersamaan yakni haul KH Abdul Fattah di Pesantren Darussalam Mimika dan rutinan istighotsah An-Nahdliyyah di Kampung Wangirja, SP9. 
 
Tim pelaksana dibagi dua, Ustadz Solihin dan Arif Widiyanto bersama rombongan menghadiri kegiatan istighotsah an-nahdliyah di SP9, sementara Sugiarso, Ustadz Hasyim, H Fadlan dan rombongan mengikuti acara haul di Pesantren Darussalam Mimika.
 
"Mohon maaf, Pak Sugiarso dan yang lain tidak bisa hadir di sini karena ada kegiatan haul di Pesantren Darussalam Mimika. Jadi kami bagi tugas menghadiri kegiatan walaupun situasi belum normal," ungkap Ustadz Sholihin saat membuka istighotsah di SP9.
 
Permohonan maaf disampaikan terkhusus kepada Ustadz Ali Mustofa, sesepuh NU Kampung Wangirja, dan Iskandar selaku Ketua Takmir Masjid Baitul Muhajirin Kampung Wangirja.
 
Acara berlangsung khidmat dan normal sebagaimana kondisi keamanan yang normal seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Setelah acara istighotsah di Kampung Wangirja selesai, rombongan yang dipimpin Sekretaris Pengurus Pesantren Darussalam Mimika, Arif Widiyanto meluncur ke lokasi acara haul.
 
 
Pewarta: Sugiarso
Editor: Ibnu Nawawi