Mustasyar NU Kudus Usulkan Bentuk Dirjen Kebangsaan
NU Online · Jumat, 16 Mei 2014 | 01:00 WIB
Kudus, NU Online
Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kudus, Prof. Dr. Muslim A. Kadir, MA, mengusulkan dibentuknya Dirjen baru yang khusus menangani keberagamaan umat beragama di Indonesia.
<>
Sebab, menurut dia, sekalipun telah memiliki Kementeri anAgama, namun Indonesia masih kerap mengalami tragedi kemanusiaan yang berpangkal masalah dari konflik keagamaan.
“Dirjen baru ini bisa dibentuk terpisah dari Menteri Agama, ataupun tergabung di dalamnya. Pembentukan Dirjen ini penting demi penanganan umat beragama di NKRI,” terangnya dalam Forum Group Discussion (FGD) Konstruksi Pengelolaan dan Penanganan Konflik dalam Kerukunan Beragama di Hotel Griptha Kudus, Selasa (13/5).
Prof. Muslim yang juga aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) juga mengatakan, negara kita harus mempunyai Standar Operational Procedure (SOP) Kebangsaan, yang di dalamnya memuat pelbagai regulasi tentang keberagamaan. Adapun susunan SOP ini merupakan buah kesepakatan oleh para agamawan.
“Dalam kehidupan bersama pasti dibutuhkan acuan bersama. Karena jika tidak, maka jelas akan sulit untuk menghindari konflik. Acuan bersama itu harus kuat dan memerlukan payung hukum. Selanjutnya acuan tersebut juga perlu diuji bersama agar benar-benar sesuai dengan kepentingan bersama,” paparnya.
Acuan inilah yang ia sebut sebagai SOP Kebangsaan. “Negara harus punya SOP Kebangsaan, menyusun regulasi keputusan bersama tentang kehidupan umat beragama. Hal ini perlu dilaksanakan sekaligus diawasi, lengkap sebagaimana trias politika Montesquieu yang terdiri dari legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pun bukan tak mungkin dengan adanya SOP ini akan meminimalisir politik uang, sebab masing-masing agama mengharamkannya,” jelas mantan Ketua STAIN Kudus ini.
Untuk melengkapi gagasannya, ia juga mewacanakan penyiapan SDM berkualitas yang akan mengisi jajaran Dirjen tersebut. Menurutnya, negara menjadi yang paling rasional untuk bisa mewujudkan gagasannya tersebut demi membangun kerukunan umat beragama.
“Titik kelemahan sekaligus kekuatan Indonesia terletak pada kehidupan umat beragama. Jika bisa hidup rukun, maka Indonesia pasti akan menjadi negara yang luar biasa. Dan ini merupakan kecenderungan global, bukan hanya di Indonesia,” tegas Prof. Muslim yang kini Guru Besar Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang. (Istahiyyah/Abdullah Alawi)
Mustasyar NU Kudus Usulkan Bentuk Dirjen Kebangsaan
KUDUS, NU Online
Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kudus, Prof. Dr. Muslim A. Kadir, MA, mengusulkan dibentuknya Dirjen baru yang khusus menangani keberagamaan umat beragama di Indonesia.
Sebab, menurut dia, sekalipun telah memiliki Kementeri anAgama, namun Indonesia masih kerap mengalami tragedi kemanusiaan yang berpangkal masalah dari konflik keagamaan.
“Dirjen baru ini bisa dibentuk terpisah dari Menteri Agama, ataupun tergabung di dalamnya. Pembentukan Dirjen ini penting demi penanganan umat beragama di NKRI,” terangnya dalam Forum Group Discussion (FGD) Konstruksi Pengelolaan dan Penanganan Konflik dalam Kerukunan Beragama di Hotel Griptha Kudus, Selasa (13/5).
Prof. Muslim yang juga aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) juga mengatakan, negara kita harus mempunyai Standar Operational Procedure (SOP) Kebangsaan, yang di dalamnya memuat pelbagai regulasi tentang keberagamaan. Adapun susunan SOP ini merupakan buah kesepakatan oleh para agamawan.
“Dalam kehidupan bersama pasti dibutuhkan acuan bersama. Karena jika tidak, maka jelas akan sulit untuk menghindari konflik. Acuan bersama itu harus kuat dan memerlukan payung hukum. Selanjutnya acuan tersebut juga perlu diuji bersama agar benar-benar sesuai dengan kepentingan bersama,” paparnya.
Acuan inilah yang ia sebut sebagai SOP Kebangsaan. “Negara harus punya SOP Kebangsaan, menyusun regulasi keputusan bersama tentang kehidupan umat beragama. Hal ini perlu dilaksanakan sekaligus diawasi, lengkap sebagaimana trias politika Montesquieu yang terdiri dari legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pun bukan tak mungkin dengan adanya SOP ini akan meminimalisir politik uang, sebab masing-masing agama mengharamkannya,” jelas mantan Ketua STAIN Kudus ini.
Untuk melengkapi gagasannya, ia juga mewacanakan penyiapan SDM berkualitas yang akan mengisi jajaran Dirjen tersebut. Menurutnya, negara menjadi yang paling rasional untuk bisa mewujudkan gagasannya tersebut demi membangun kerukunan umat beragama.
“Titik kelemahan sekaligus kekuatan Indonesia terletak pada kehidupan umat beragama. Jika bisa hidup rukun, maka Indonesia pasti akan menjadi negara yang luar biasa. Dan ini merupakan kecenderungan global, bukan hanya di Indonesia,” tegas Prof. Muslim yang kini Guru Besar Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang. (Istahiyyah/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua