Daerah 40 HARI GUS DUR

MWCNU Sukowono Tahlilan Gus Dur, Banser Tak Mau Ditunggangi Politik

NU Online  ·  Selasa, 9 Februari 2010 | 05:47 WIB

Jember, NU Online
Kepergian Gus Dur terus menebar simpati dari kalangan warga nahdliyyin. Kali ini, untuk mengenang 40 hari wafatnya cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari tersebut, MWC NU Sukowono, Kab. Jember, Ahad (7/2) lalu menggelar tahlilan.

Acara yang dipusatkan di kantor MWCNU Sukowono itu, dihadiri sekitar 150 warga nahdliyyin yang terdiri dari para ketua ranting NU dn sejumlah kiai. Menurut Ketua MWCNU Sukowono, KH. Imam Syafi’ie, tahlilan tersebut merupakan usulan warga masyarakat sendiri dalam rangka mengenang Gus Dur. “Jadi Kami hanya memfasilitasi saja,” ujarnya usai tahlilan.<>

Pengasuh pesantren Nurul Qarnaian  itu menambahkan, bagi warga NU, Gus Dur sangat berrjasa dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama, dan itu terhunjam  hingga ke masyarakat awam. Buktinya, lanjut Kiai Imam, NU ditingkat majelas wakil cabang atau bahkan tingkat cabang, mendapat respon yang bagus dari umat non muslim.

“Termasuk NU Sukowono, juga akrab bersaudara dengan teman-teman non muslim. Itu karena Gus Dur,” tukasnya.

Yang menarik, acara tersebut juga dihadiri Guntur dan KH. Abdullah Syamsul Arifin (Gus A’ab). Keduanya saat ini disebut-sebut bakal berduet untuk maju dalam Pilakda Jember Juli mendatang lewat Partai Demokrat. Selain mendaftar di Partai Demokrat, Guntur juga mendaftarkan diri di Desk Pilkada DPC PKB Jember. Begitu juga Gus A’ab.

Namun Gus A’ab menyanggah kehadirannya di acara tersebut ada kaitannya dengan posisinya sebagai bakal Cawabup. “Saya ketua NU Cabang, wajar hadir di sini,” terangnya singkat.

Sementara itu, sejumlah anggota Banser yang mengamankan acara tersebut, mengaku kecewa  dengan acara tersebut karena  ditumpangi  muatan politis. Buktinya, Guntur  dan Gus A’ab ikut hadir.

Menurut Komandan Banser GP. Ansor Jember, Lutfi Alief, pihaknya bukan tidak mendukung  keputusan NU untuk  terlibat dalam Pilkada, namun majunya Gus A’ab tidak direkomendasi  oleh sejumlah kiai sepuh. 

“Silahkan kader NU maju, tapi harus direlai KH. Khotib, karena beliau sesepuh NU Jember,” jelasnya (ary).