Daerah HUT KE-77 RI

Nahdliyin Mimika Peringati HUT RI dengan Doa Bersama dan Penampilan Budaya Nusantara

Jum, 19 Agustus 2022 | 10:30 WIB

Nahdliyin Mimika Peringati HUT RI dengan Doa Bersama dan Penampilan Budaya Nusantara

Nahdliyin Mimika Peringati HUT RI dengan Doa Bersama dan Penampilan Budaya Nusantara. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online 
Warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin Mimika, Papua ikut serta merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia dengan doa bersama dan menampilkan budaya Nusantara di dua lokasi secara berurutan. Budaya Nusantara yang dimaksud pembacaan shalawat, pembacaan puisi kemerdekaan.  


Acara digelar pada Selasa malam Rabu (16/8/2022) di Mushala Baiturahman, Jl Serui Mekar Kelurahan Otomota, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, dan di Masjid Baiturrohim Kelurahan Timika Jaya, Distrik Mimika Baru pada Rabu (17/8/2022).


Perwakilan PCNU Mimika, Iswahab menyampaikan kegiatan tersebut sebagai bentuk syukur dan ekspresi cinta terhadap Indonesia. NU dari dulu hingga sekarang dengan komitmen memegang prinsip cinta terhadap tanah air. Karenanya, setiap HUT RI, Nahdliyin sudah seharusnya memperingatinya.


"Cinta tanah air adalah ajaran NU. Hal inilah yang membuat saya bangga menjadi orang NU. Tanpa rasa cinta tanah air maka kekacauan akan terjadi," katanya.


Dia mengajak jamaah mengambil pelajaran dari konflik di Timur Tengah, seperti Suriah, Afganistan, Irak, dan sebagainya. "Hubbul wathan minal iman sangat tepat dalam kehidupan kita di Indonesia ini agar kita bisa hidup dan beribadah dengan aman," lanjut bendahara PCNU Mimika ini. 


Acara diawali dengan pembacaan Maulid Simtud Duror yang dibawakan oleh grup shalawat Ahbaabul Musthofa Mimika. Lagu-lagu perjuangan pun dilantunkan seperti Ya Lal Wathon, Shalawat Qomaril Wujud, Tujuh Belas Agustus, dan syair Nusantara, menggugah semangat jamaah dengan iringan kibaran bendera


"Mari kita panjatkan doa untuk para pejuang, dan suhada kemerdekaan yang namanya ada dalam daftar 100 lebih orang. Mereka berkorban harta dan nyawa untuk kemerdekaan. Masa kita diajak memperingati kok banyak alasan. Sungguh terlalu," ajak Pengasuh Pesantren Darussalam Mimika, Ustadz Hasyim Asyari saat memimpin tahlil kemerdekaan.


Khas Nusantara

Khas Nusantara, seperti tumpeng dan kendi menghiasi acara peringatan HUT ke-77 ini. Tumpeng dan kendi ditaruh di satu tempat. Kendi adalah simbol kemerdekaan.


"Kendi bermakna kehidupan. Kendi terbuat dari tanah dan berisi air mineral yang sehat untuk diminum. Kita makan dari tanaman yang hidup di tanah, berpijak dan berjalan juga di tanah, minum air yang digali dari air tanah, mati pun dikubur di tanah. Kendi adalah tanah air kita dan kehidupan kita," terang Ketua Jamaah Istighatsah, Sugiarso, saat menjelaskan filosofi kendi.


Menurutnya, kendi juga bermakna persaudaraan dan kepedulian. Di zaman dulu, kata dia, ketika belum ada kendaraan, orang bepergian (musafir) berjalan kaki atau naik kuda dalam jarak tempuh berapapun.


Tentu rasa haus dan letih mendera. Karena itu, orang-orang tua dulu menaruh kendi berisi air minum di luar pagar rumahnya di pinggir jalan untuk orang-orang yang membutuhkan. 


"Mereka juga menyediakan dipan atau amben atau ranjang untuk istirahat. Inilah budaya kendi itu. Sekarang ini wujud budaya kendi itu bergeser berupa khidmah kepad musafir dengan menyediakan rest area milik pribadi," terang wakil ketua PCNU Mimika ini.


Menurutnya kendi mengajarkan bangsa Indonesia merdeka dan teguh membangun jati diri. "Budaya kendi seperti ini jangan malah hilang atas nama modernisasi, tapi harus ditransformasi dalam kemasan yang menarik," urainya lebih lanjut. 


Acara berjalan dengan khidmat, meski hujan deras hingga halaman mushala penuh dengan air. Jamaah tetap khusyuk.


Kontributor: Sugiarso
Editor: Syamsul Arifin