Daerah HARLAH KE-95 NU

NU Bawean: Dakwah Model NU Kian Diminati Dunia

Sel, 10 April 2018 | 06:00 WIB

Gresik, NU Online
Kaum muda harus kian dibekali pengetahuan dan pemahaman tentang Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja an-Nahdliyah. Kepercayaan diri itu penting ditanamkan sejak dini karena apa yang dilakukan NU semakin diminati berbagai negara di dunia. 

Hal ini disampaikan H Ali Asyhar dalam sambutan atas nama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bawean, Gresik, Jawa Timur, Senin (9/4). Kegiatan juga sebagai mata rangkai hari lahir atau harlah ke-95 NU yang dibarengkan dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Baiturrahman Pagherangan Tambak.

Pada kesempatan tersebut Gus Ali, sapaan akrabnya menjelaskan doktrin ajaran Aswaja yang digagas Abu Hasan Al-Asy’ari, khususnya tentang syafaat Nabi, telaga Kautsar, siksa kubur, dan keterangan lain. 

Di sisi lain, Gus Ali menjelaskan tentang peran NU masa kini yang mulai diadopsi oleh bangsa Arab, seperti Arab Saudi yang menganggap NU sebagai organisasi moderat yang berbeda jauh dengan madzhab resmi negara Arab Saudi yakni Wahabi.

“Karena Wahabi disinyalir banyak menciptakan para teroris dunia. Hal tersebut berbeda dengan Afganistan yang sudah mendirikan NU di sana,” katanya.  Mudah-mudahan NU banyak ditiru oleh bangsa-bangsa lain, lanjutnya. 

Pada kesempatan yang sama Kiai Zubaidi Humaili selaku Rais PCNU Bawean lebih menitik beratkan pada masalah ubudiyah, terutama ibadah shalat. 

“Karena dalam melaksanakan shalat, seseorang mengalami lima bisikan,” katanya di hadapan undangan, termasuk warga sekitar. Kelima bisikan tersebut adalah bisikan rabbani (ketuhanan), bisikan ilham, bisikan nafsu, dan bisikan setan, lanjutnya. 
Di samping menyampaikan hal tersebut, menurut kiai yang juga sebagai ketua Ikatan Alumni Pesantren Sidogiri Pasuruan tersebut, ada dua hal yang menjadi keuntungan bergabung dengan NU.

“Yang pertama secara wathaniyah atau kebangsaan,” katanya. Artinya, warga NU sudah ikut andil dalam mendapatkan pahala muta’addi atau berantai saat bergabung dengan jamiyah ini. 

Sedangkan manfaat kedua secara alamiyah atau internasional. “Karena atas jasa NU akhirnya Raja Sa’ud yang berpaham Wahabi mengurungkan niatnya untuk membongkar situs-situs sejarah dan kuburan nabi pada saat itu,” tandasnya. 

Harlah ke-95 ini dikemas cukup sederhana. Pelaksanaan harlah dibarengkan dengan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang bertempat di Masjid Baiturrahman Pagherangan Tambak.

Kegiatan dimulai pembacaan Surat Yasin dan tahlil yang diikuti seluruh Pengurus Cabang, MWC, Banom, lembaga dan Ranting NU se-Bawean. Pada kesempatan tersebut juga dimenyanyikan lagu Syubbanul Wathan oleh para santri Madrasah Diniyah Ula Pagherangan. Dan bagi Ustadz Sulaimi selaku Ketua Ranting NU setempat, ini merupakan berkah karena masjidnya dihadiri para kiai, ustadz dan tokoh masyarakat. (Afandi/Ibnu Nawawi)