Daerah

NU Jateng: Tahun Baru Hijriah Bukti Adanya Hijrah yang Dialami Nabi

Jum, 21 Agustus 2020 | 16:15 WIB

NU Jateng: Tahun Baru Hijriah Bukti Adanya Hijrah yang Dialami Nabi

Sekretaris PWNU Jawa Tengah, KH Hudallah Ridwan Naim dalam Peringatan Tahun Baru Islam dan Pelantikan PRNU Sapugarut, Buaran Kabupaten Pekalongan. (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan Naim mengatakan, tahun baru Hijriah yang dimunculkan pada 1442 tahun yang lalu adalah bukti adanya wujud dan kejadian hakiki yang dialami Kanjeng Nabi. 


"Peristiwa yang kita rayakan dan kita peringati setiap tahun adalah wujud sebagai rasa cinta kepada Rasulullah," ujarnya.


Hal itu disampaikannya saat menyampaikan mauidhah hasanah pada acara 'Peringatan Tahun Baru Islam dan Pelantikan' Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan, Kamis (20/8) malam.


Dikatakan, peringatan semacam ini yakni tahun baru hijriah, maulid nabi, rajaban, dan lain-lain menjadi wasilah atau cara memupuk dan menumbuhkan rasa mahabbah (cinta) kepada Rasulullah SAW. 


"Apa yang kita peringati saat ini yakni hijriyatun Nabi SAW semua menjadi bukti kecintaan yang hakiki kepada Rasulullah SAW. Karena sesungguhnya kelak di akhirat akan ada manusia ahli maksiat tapi akan dimasukkan surga karena kecintaannya kepada Nabi SAW atau mencintai orang-orang yang cinta Nabi SAW," tegasnya. 


Ia menambahkan, ciri orang mencintai Nabi adalah dengan mencintai para ulama. Sebab para ulama inilah yang menjaga, membawa, mengembangkan ilmu, dan ajaran Nabi.  


"Termasuk masuknya Islam ke Indonesia dibawa oleh ulama yang menggunakan cara kanjeng Nabi SAW. Bohong kalau ada orang mengaku kembali ke Al-Qur'an dan hadits tanpa melalui para ulama," ungkapnya. 

 

Jajaran PRNU Sapugarut, Buaran, Kabupaten Pekalongan foto bersama PCNU usai dilantik (Foto: Abdul Muiz)


Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan KH Muslikh Khudlori menyampaikan bahwa warga NU jangan sampai lebih mementingkan politik praktis menjelang pemilihan kepala daerah, sehingga ghirah Ke-NU-an menjadi nomor dua.


"Para pengurus yang baru saja di lantik ini adalah manusia pilihan. Maka harus bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menguatkan dan mengokohkan akidah Ahlusssunnah Wal Jamaah (Aswaja) di akar rumput agar tidak kecolongan oleh kelompok di luar NU," tegasnya.


Oleh karena itu lanjutnya, empat hal yang harus dilakukan oleh Nahdliyin dalam bergerak di NU yakni dalam ranah diniyah, tarbiyah, kesehatan, dan ekonomi.


"Empat hal ini semua muaranya untuk menjamin kesejahteraan Umat," ucapnya.


Ketua panitia penyelenggara Muhammad Isbiq Syatho' menjelaskan, acara yang diberi tema 'Muhasabah diri dengan konsolidasi organisasi NU untuk memperkokoh NKRI' ini dilaksanakan sekaligus sebagai perwujudan dari rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia.


“Selain itu, juga karena nikmat tahun baru yang telah Allah berikan kepada bangsa Indonesia dan umat Islam," ujarnya. 

 
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori