Jember, NU Online
Amar ma’ruf nahi munkar tidak bisa dilepaskan dari NU. Bahkan wajib hukumnya bagi NU untuk mengajak masyarakat kepada kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran. Cuma NU punya strategi dan cara tersendiri untuk melaksanakan hal tersebut.
Demikian diungkapkan Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin saat memberikan pengarahan kepada para sejumlah pengurus NU di kantor NU Jember, Jawa Timur, Kamis (12/4).
Menurutnya, amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan NU tidak boleh keluar dari koridor wasathiyah. Tidak perlu grusa-grusu, apalagi sampai main hancur-hancuran segala. Maksudnya, memerintahkan kebaikan harus dengan kebaikan pula, santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Demikian juga mencegah kemungkaran, tidak perlu menggunakan kekerasan.
“An yakuunal amru bil ma’ruf bil ma’ruf. Wan nahyu ‘anil munkar bighairil munkar. Memerintah kebaikan harus dengan kebaikan pula, dan mencegah kemungkaran tidak boleh melahirkan kemungkaran juga. Kalau sampai main hancur-hancuran, itu jelas kemungkaran juga,” tukasnya.
Gus A’ab kemudian menukil ibarat yang diungkapkan Imam al-Ghazali bahwa seandianya ada botol yang di dalamnya terdapat minumn keras, maka bukalah tutupnya, lalu buang isinya tanpa harus memecahkan botol. Sebab botolnya tidak salah, bahkan bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.
“Jangan karena ingin menangkap tikus, lalu gudangnya dibakar,” sindirnya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).