Daerah

NU Jember: Pengkaderan Adalah Jantung Organisasi

Sab, 2 November 2019 | 01:00 WIB

NU Jember: Pengkaderan Adalah Jantung Organisasi

Ketua PCNU Kabupaten Jember, KH Abdullah syamsul Arifin (Gus Aab) kedua dari kanan saat menghadiri acara PKNU angkatan ke-2 di aula Miftahul Ulum, kampus 2 Universitas Islam Jember. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online

Pengkaderan adalah sebuah kenicayaan bagi NU. Sebab pengkaderan merupakan jantung dari organisasi manapun, baik yang formal maupun yang benbentuk ormas. Tanpa pengkaderan maka sesungguhnya sebuah organiasi tinggal menunggu bubarnya.

 

Demikian diungkapkan oleh Ketua PCNU Kabupaten Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin saat memberikan pengarahan dalam pembukaan Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKNU) angkatan ke-2 di aula Miftahul Ulum, kampus 2 Universitas Islam Jember (UIJ), Jawa Timur, Jumat (1/11).

 

Menurut Gus Aab, sapaan akrabnya, sesuai dengan kodrat siklus alam, akan terjadi perputaran dari generasi ke generasi yang harus terus melanjutkan estafet perjuangan yang dasar-dasarnya sudah diletakkan oleh para mu’assis, dan dilanjutkan dengan arahan serta bimbingan para ulama.

 

“Maka PKPNU menjadi salah satu sarana untuk menggodok kader NU guna meneruskan perjuangan para ulama,” ucapnya.

 

Ia menambahkan PKPNU merupakan salah satu ajang kaderisasi NU yang diputuskan melalui Muktamar NU di Jombang, sebagai prasyarat bagi kader NU untuk menjadi pengurus di berbagai tingkatan jam’iyah NU. PKPNU adalah alat untuk mengukur bobot ke-NU-an seorang kader. Bobot dan loyalitas seorang kader NU memang dibutuhkan, lebih-lebih ia menempati pucuk pimpinan di NU, mulai dari level ranting, cabang, wilayah dan seterusnya.

 

“Jadi sertifikat PKPNU itu penting dan menjadi persyaratan bagi kader NU untuk berkhidmah di struktural di semua jenjangnya,” jelasnya.

 

Memang, lanjutnya, saat ini persyaratan (sertifikat PKPNU) baru diterapkan untuk level ketua dan rais syuriyah MWCNU ke atas. Namun melihat tanggapan kader NU yang cukup antusias untuk mengikuti PKPNU, maka nanti persyaratan itu akan diterapkan untuk calon ketua lembaga dan Banom NU.

 

Gus Aab menegaskan, PKPNU penting sebagai persyaratan kader NU untuk menjadi pengurus NU. Salah satu fungsinya adalah untuk menghindari adanya penumpang gelap yang memakai kendaraan NU untuk tujuan di luar NU.

 

“Itu banyak terjadi, dan baru terbuka sekian waktu kemudian,” urainya.

 

PKPNU tersebut diikuti oleh 115 peserta. Mereka berasal dari MWCNU, Ranting NU, dan Muslimat NU. PKPNU ke-3 akan digelar seminggu kemudian di Bangsalsari.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi