Kudus, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) memiliki empat kekuatan yakni berupa akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), Spiritual, masyarakat akar rumput, dan Pemerintah. Keempatnya harus dijaga sebagai benteng ideologi NU dan NKRI.
Demikian itu disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kudus, Jawa Tengah H Asyrofi Masyitho dalam acara pengajian dalam rangka Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU dan pelantikan PR NU Desa Peganjaran Bae Kudus, Jumat (15/03).
Asyrofi mengatakan, kekuatan aswaja telah menjadi ruh NU yang harus tetap dilestarikan di bumi Indonesia. Apalagi rongrongan terhadap Aswaja sangat luar biasa massifnya. āKarenanya, kita terutama generasi muda jangan sampai goyah, kita perkuat Aswaja,ā tandasnya.
Kekuatan lain yang dimiliki NU, kata Asyrofi, adalah spiritualisme. Menurutnya spiritual NU sudah cukup luar biasa dan harus dipertahankan. āNU didirikan tidak sekedar oleh orang perorang tetapi melalui proses spiritual para wali maupun ulama,ā jelas mantan Ketua DPRD Kudus ini.
Asyrofi menambahkan, NU memiliki anggota yang mengakar hingga ke pelosok ranting (desa) dan menjadi kekuatan organisasi. Apalagi, setiap ranting selalu mentradisikan amalan-amalan NU melalui jamiyah tahlil, shalawatan, maupun lainnya.
āTahlil dan aset-aset spiritual yang berkembang di masyarakat harus kita NU-kan. Jamiyah tahlilan harus memiliki identitas NU,ā paparnya.
Di akhir sambutan, Asyrofi mengatakan pemerintah ala NU menjadi kekuatan yang sangat penting diupayakan. Sebab, pemerintah bisa menjadi payung NU dalam hal legalitas dan konstitusional.
Selain pelantikan PRNU, pengajian yang bertempat di lapangan sepak bola Desa Peganjaran ini juga diisi dengan pembacaan maulidurrosul yang dipimpin oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf bersama grup rebana Azzahir dari Pekalongan. Turut hadir menyampaikan mauidhah hasanah KH Abdullah Saad dari Solo. (Adib/Muiz)