Daerah

NU Lampung Selatan Gelar Sejuta Dzikir untuk Pahlawan Raden Intan

Ahad, 13 Oktober 2019 | 10:00 WIB

NU Lampung Selatan Gelar Sejuta Dzikir untuk Pahlawan Raden Intan

Sejuta Dzikir memperingati haul pahlawan nasional dari Provinsi Lampung, Raden Intan. (Foto: NU Online/Muhammad Faizin)  

Lampung Selatan, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Selatan, Lampung menggelar Sejuta Dzikir. Kegiatan ini untuk memperingati haul pahlawan nasional Indonesia dari Provinsi Lampung, Raden Intan, Ahad (13/10). Acara dilaksanakan di cagar budaya makam pahlawan yang masih merupakan keturunan dari Raden Fatahilah atau yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
 
Ketua PCNU Lampung Selatan, KH Mahfudz Attijani mengatakan bahwa sejuta dzikir ini adalah wujud dari kecintaan terhadap para waliyullah dan para pejuang kemerdekaan RI. Selain kecintaan, kegiatan tersebut juga sebagai wujud syukur dengan ingat kepada perjuangan Raden Intan sehingga saat ini Indonesia khususnya Kabupaten Lampung Selatan aman dan nyaman.
 
“Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jas Hijau. Jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama. Barangsiapa yang tidak punya tanah air maka tidak punya sejarah. Barangsiapa yang tidak punya sejarah, maka akan dilupakan,” kata Kiai Mahfudz pada Haul Raden Intan yang ke-163 tersebut.
 
Sementara Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Sholeh Bajuri yang memimpin dzikir mengajak kepada seluruh umat Islam di Lampung Selatan untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan istikamah. Diinisiasi oleh PCNU Lampung Selatan, mulai tahun ini kegiatan haul langsung dilaksanakan di makam yang sebelumnya dilakukan secara sederhana di kediaman keluarga.
 
Kiai Shaleh pun mengingatkan jamaah bahwa jangan sekali-kali berpikir bahwa mereka yang berjuang di jalan Allah SWT itu meninggal dunia. Pada hakikatnya mereka masih hidup, namun manusia tidak tahu. Yang terpenting tambah Kiai Shaleh, seluruh warga Lampung Selatan harus bisa meneladani perjuangan Raden Intan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
“Saat ini banyak kelompok yang ingin mencoreng dan mencabik-cabik NKRI dengan sistem pemerintahan berbentuk khilafah. NKRI adalah harga mati. Semoga komitmen kebangsaan kita terpatri dalam hati untuk menjaga NKRI,” tegasnya pada acara yang juga dihadiri oleh Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto ini.

Sekilas Silsilah Raden Intan
Raden Intan atau Radin Inten II lahir lahir di Kuripan, Lampung, 1 Januari 1834. Meninggal di Negara Ratu, Lampung, 5 Oktober 1858 pada umur 24 tahun, Raden Intan adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai Bandara Radin Inten II dan perguruan tinggi UIN Raden Intan Lampung. 
 
Berdasarkan penelitian, Radin Inten II masih keturunan Fatahillah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati dari permnikahannya dengan Putri Sinar Alam, seorang putri dari Minak Raja Jalan Ratu dari Keratuan Pugung, cikal-bakal pemegang kekuasaan di keratuan tersebut. 
 
Radin Inten II adalah putra tunggal Radin Imba II (1828-1834). Radin Imba II sendiri adalah putra sulung Radin Inten I gelar Dalam Kesuma Ratu IV (1751-1828). Dengan demikian, Radin Inten II adalah cucu dari Radin Inten I. 
 
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Ibnu Nawawi