Tegal, NU Online
Pengasuk Pondok Pesantren Attauhidiyah Giren, Talang, Tegal, KH Muhammad Chasani bin KH Said bin Kiai Armia bin Kiai Kurdi mengemukakan bahwa Indonesia merupakan negara yang penuh keanekaragaman.
"Untuk itu, saya mengajak untuk menyikapinya dengan sikap dewasa, santun dalam berpikir dan bertindak," ujar KH Muhammad Chasani saat menerima silaturahim Kapolres Tegal AKBP Heru Sutopo, S.I.K dan jajarannya dalam kegiatan Tarawih dan Silaturahim (Tarhim) di Ponpes At-tauhidiyah, Kamis (8/6) malam.
KH Chasani mengisahkan, seorang hamba sahaya bernama Lukman yang mendapat perintah dari majikannya untuk menyembelih seekor kambing.
Sang majikan berpesan agar diambilkan dua bagian yang terbaik untuknya, maka diberilah sang majikan 'hati' dan 'lidah'.
Di lain kesempatan, sang majikan memerintahkan lagi pada hamba sahaya Lukman, untuk menyembelih seekor kambing dan berpesan ambilkan dua organ yang terjelek, maka diberilah hati dan lidah.
"Dari kisah itu dapat disimpulkan, bahwa dua organ inilah kunci manusia baik atau jelek yaitu terletak pada hati yang tulus dan lidah untuk bertutur kata yang baik," ungkap KH Chasani.
Sementara itu, Kapolres Tegal, AKBP Heru Sutopo,SIK mengajak para santri untuk bijak bermedia sosial saling menjaga kerukunan dan hidup tentram dan damai.
"Agar kita saling menjaga kerukunan umat beragama serta kerukunan antar umat beragama sehingga menciptakan Kabupaten Tegal yang aman, tertib dan kondusif serta hidup saling bergotong royong dengan penuh kedamaian," tutur Kapolres. (Hasan/Abdullah Alawi)