Daerah

OSIS SMA 3 Annuqayah Meriahkan Malam Gerhana Bulan

NU Online  ·  Ahad, 11 Desember 2011 | 10:20 WIB

Sumenep, NU Online
OSIS SMA 3 Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep menyelenggarakan acara Gerhana Bulan, Sabtu (10/12) malam. Mata acaranya: shalat gerhana, pembacaan puisi-puisi M Faizi dari antologi “Permaisuri Malamku”, pemutaran film dokumenter pendek tentang astronomi “Cosmic Voyage”, dan teropong bulan.

Acara yang cukup meriah tersebut ditempatkan di depan halaman perpustakaan SMA 3 Annuqayah yang luasnya sekitar dua kali lapangan basket. Pada kesempatan itu, hadir ratusan siswi, ketua PCNU Sumenep H Pandji Taufiq, dan para tetangga pesantren.
<>
Dalam sambutannya, kepala SMA 3 Annuqayah M Mushthafa menyatakan bahwa acara tersebut berpangkal pada idenya. Selanjutnya, dia menginstruksikan kepada pengurus OSIS untuk melaksanakannya.

“Sebenarnya, ide acara ini sudah menggelayuti pikiran saya setahun yang lalu. Ketika itu sedang berlangsung gerhana bulan. Saya memotretnya di bukit Lancaran sebelah tenggara Annuqayah. Sayangnya, saya tidak shalat,” ujar M Mushthafa.

Dari kesadaran itu, timbul keinginan kuat dari M Mushthafa untuk menggelar acara yang salah satunya berisikan shalat khusufi al-qamari (shalat gerhana bulan) secara berjamaah.

“Bulan Juni kemarin juga ada gerhana bulan. Terjadi pada tengah malam, sehingga tak memungkinkan untuk menggelar acara seperti ini,” tambahnya.

Dari hasil penelusuran M Mushthafa, tahun depan bakal terjadi gerhana bulan pada tanggal 4 Juni 2012. “Meski begitu, tak mungkin pula kita menyambutnya dengan acara karena terjadi sewaktu Magrib,” katanya secara lugas.

Pernyataan M Mushthafa di atas berlandaskan pada kenyataan bahwa pada waktu Magrib menjadi waktu khusus di pesantren, terutama berkenaan dengan ibadah.

Tiga Sudut Pandang

“Melalui acara ini, saya mengajak semua hadirin untuk memaknai gerhana bulan dari bermacam sudut pandang: agama, seni, dan ilmu (sains),” ujar M Mushthafa.

Dari sudut pandang agama, lanjut kiai muda yang juga dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah itu, akan dijelaskan tata cara pelaksanaannya secara singkat oleh salah satu pengasuh Annuqayah, KH Busyiri Ali Mufi.

Selain itu, M Mushthafa juga mengutip hadis Nabi berkenaan dengan gerhana bulan: “Matahari dan bulan itu adalah ayat dari ayat-ayat Allah. Keduanya tidak gerhana karena kematian orang. Dari itu, kalau kalian melihat gerhana maka shalatlah.”

Dari sabda tersebut, tegas M Mushthafa, tersirat pelajaran agar umat Islam tidak berpikir takhayul yang nantinya dapat memudarkan warna keimanan.

Dari sudut pandang seni, gerhana bulan tersebut akan diserapi dengan pembacaan puisi “Permaisuri Malamku” karya pengasuh muda Annuqayah, M Faizi.

Karya tersebut memiliki dua keistimewaan. Pertama, di dalamnya secara khusus bercerita tentang peristiwa-peristiwa langit dan segala kejadian di malam hari. Kedua, karya tersebut telah mengantarkan M Faizi diundang baca puisi di Berlin, Jerman. Karena dibacakan di Jerman, di dalamnya ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

“Bertafakkurlah dengan cara anda sendiri,” kata M Faizi ketika diberi kesempatan memberikan sambutan.

Direktur Madaris 3 Annuqayah tersebut berbagi pengalaman bahwa buku “Permaisuri Malamku” itu berlandaskan pada hasil perenungannya yang mendalam. Selain itu, juga berangkat dari upaya menemukan perbedaan dalam berkarya.

Adapun dari sudut pandang ilmu (sains), gerhana bulan tersebut akan diteropong secara cermat.

“Di sini sudah tersedia 2 alat teropong dan kita akan memanfaatkannya untuk menyaksikan keagungan Allah,” katanya.

Tidak hanya itu, di dalam acara yang dimulai sehabis Isya’ itu juga digelar pemutaran film “Cosmic Voyage” (Jelajah Kosmis). Film ini memberikan gambaran tentang kondisi awal mula kehidupan, alam semesta, pemuan teleskop dan mikroskop, galaksi bima sakti, dan atraksi bintang gemintang yang tentu membuat mata malas untuk berkedip.
Pioner Pelajar NU

Oleh panitia, ketua PCNU Sumenep H Pandji Taufiq juga diberi waktu sambutan oleh panitia. Pak Pandji, panggilan akrabnya, merendahkan hati dalam sambutannya.

“Saya tetap santri yang kebetulan diberi tugas mengabdi di NU,” katanya.

Mengutip pernyataan KH Sahal Mahfudh, Pak Pandji menyatakan bahwa pesantren dengan NU tak ada perbedaan.

“NU adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil,” katanya lugas.

Lebih lanjut, Pak Pandji mengutarakan harapannya agar para siswi SMA 3 Annuqayah mampu menjadi pioner beridirinya pelajar NU di Annuqayah.

“Kami sangat berharap agar SMA 3 Annuqayah menjadi pioner untuk mengembangkan organisasi pelajar NU. Dalam hal ini ialah IPNU dan atau IPPNU,” tandasnya.

Seusai acara, sebagian besar peserta dan undangan tidak langsung pulang. Mereka masih menikmati indahnya malam gerhana bulan melalui alat-alat yang sudah disediakan oleh panitia.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Hairul Anam