Daerah

PCNU Kencong: Konflik Puger karena Aparat Tidak Sigap

NU Online  ·  Jumat, 13 September 2013 | 01:01 WIB

Jember, NU Online
Ketua PCNU Kencong KH Hasyim Wafir mengatakan, konflik berdarah di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (11/9), yang menewaskan seorang warga adalah akibat dari kurang sigapnya aparat kepolisian dalam mengantisipasi keadaan.
<>
“Beberapa bulan sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat yang difasilitasi Pemkab telah menyelenggarakan hearing (dengar pendapat) dengan DPRD Jember untuk menyelesaikan permasalahan ini,” ujarnya.

Hasil kesepakatan dari pertemuan tersebut, menurut Hasyim, adalah pelarangan terhadap santri Pondok Pesantren Darus Sholihin (PPDS) untuk menggelar karnaval terbuka karena dikhawatirkan memicu kerusuhan.

“Ini adalah kesepakatan yang telah dibuat sejumlah elemen masyarakat Jember termasuk Pemkab Jember, MUI, PCNU Jember, dan PCNU Kencong,” tambah Ketua PCNU yang terpilih pada Konfercab awal bulan lalu lewet telepon, Kamis (12/9).

Ketika Santri PPDS memaksakan diri untuk tetap melangsungkan karnaval, upaya menahan konflik dinilai gagal lantaran kesiapan kepolisian yang tak maksimal. “Pihak Kepolisian sendiri ketika itu hanya mengirimkan sejumlah polisi wanita (Polwan) untuk mengawasi karnaval,” tandas Zainil Ghulam, Wakil Katib PCNU Kencong.

Pada saat kerusuhan mulai terjadi, sejumlah peserta karnaval, khususnya para pria dewasa, menyerang Polwan yang kala itu sedang bertugas. “Suasana menjadi kacau lantaran kelompok ini menggunakan sejumlah senjata tajam,” lanjut Gus Ghulam, sapan akrabnya.

Akibat dari kerusuhan tersebut, selain korban meninggal, puluhan rumah penduduk, kendaraan bermotor, dan sejumlah kapal nelayan rusak. Hasyim berharap agar peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya pihak kepolisian.

“Kita ingin kondisi di Puger khususnya serta Kencong secara keseluruhan dapat kondusif, tenang dan nyaman sehingga para penduduk dapat beraktifitas dengan baik,” tandasnya. (Syaifullah/Mahbib)