Daerah

PCNU Pekalongan Tak Perlu Arahkan Pilihan Warganya

NU Online  ·  Rabu, 1 Juli 2009 | 08:07 WIB

Pekalongan, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan secara resmi menyatakan bahwa NU tidak akan melakukan dukungan kepada salah satu capres pada pilpres mendatang.

"Saya tidak perlu mengarahkan warga NU, karena mereka sudah tahu siapa yang harus dipilih nanti, tentu saja yang menguntungkan NU," kata Ketua PCNU Kota Pekalongan H Ahmad Rofiq saat muhasabah di hadapan pengurus Cabang, MWC dan Ranting NU se Kota Pekalongan beberapa waktu lalu.<>

Secara organisasi NU sudah mempunyai ketentuan dan aturan. Aturannya adalah baik di partai maupun lainnya tidak diperbolehkan menggunakan NU sebagai institusi untuk mendukung calon presiden.

Menurut Rofiq, hal ini perlu dijelaskan, karena saat ini masih banyak yang salah paham tentang banyaknya spanduk, baliho hingga brosur yang tersebar di berbagai tempat dengan menyebutkan warga nahdliyyin dukung capres tertentu.

Menurutnya, larangan ditujukan kepada organisasinya, akan tetapi hak institusi organisasi sudah dilimpahkan kepada warga, sehingga nama organisasi, stempel dan sebagainya tidak bisa digunakan. Akan tetapi orang-orangnya bukan hanya boleh, akan tetapi fardlu kifayah untuk memilih. 

Menurut Rofiq, dalam menghadapi pilpres nanti, yang perlu mendapat perhatian ialah bagaimana NU dalam kurun lima tahun ke depan dapat tetap eksis dengan presiden yang bisa menerima NU. Dalam hal ini yang diperlukan ialah bagaimana NU bisa dititipkan dalam 4 hal, yakni masalah agama, pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Oleh karena itu, pintanya agar warga NU benar-benar dapat menentukan pilihannya secara cerdas, karena diantara tiga capres ada satu capres yang bersedia menerima titipan NU, sehingga yang terpenting ialah bagaimana NU dalam kurun waktu lima tahun ke depan tetap bisa eksis di tengah gempuran faham wahabi yang semakin merajalela.

Karena sebagaimana dikatakan Ketua Umum PBNU, rongrongan NU dari kanan maupun kiri saat ini semakin terang-terangan, prinsipnya bagaimana ajaran aswaja tidak bisa berkembang di Indonesia. Artinya bahwa NU dalam ancaman yang berbahaya dan serius. Oleh karena itu, NU harus berbuat sesuatu, ungkapnya. (amz)