Daerah

Pemimpin Hebat Tak Bisa Dikarbit

NU Online  ·  Senin, 19 September 2016 | 03:03 WIB

Jember, NU Online
Pemimpin yang ideal tidak serta merta lahir begitu saja. Ia membutuhkan proses yang panjang. Pemimpin yang matang tidak bisa ditempuh dengan cara pengarbitan. Ia perlu penggodokan dan pengayaan. Sebab, ketika pemimpin muncul dengan cara dikarbit, niscaya masaknya tidak sempurna. Karena terburu-buru, ia matang sebelum waktunya.

Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Nuris 2 Mangli, Kaliwates, Nyai Aida Lutfiah saat menjadi narasumber dalam acara Ngapur Roso yang digelar IPNU-IPPNU Rambipuji di Pesantren An-Nur H A di Desa Rambigundam, Rambipuji, Jember, Ahad (18/9).

Menurutnya, dalam sejarah para pemimpin yang hebat memang sangat berkelindan dengan perjalanan hidup yang dialaminya.  Sebab, kepemimpinan bukan semata-mata ilmu dan teori tapi juga pengalaman. "Kalau kita bicara soal figur pemimpin ideal dan bisa dibilang perfeksionis, tak lain dan tak bukan adalah Nabi kita Muhammad SAW," ujarnya.

Mantan aktivis IPPNU Jember itu menambahkan, tempaan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW tak lepas dari sejarah perjalanan hidupnya yang didera banyak cobaan, bahkan untuk sekedar bertahan hidup beliau harus berjuang sedemikian rupa. Saat masih kecil, beliau menjadi penggembala ternak, yang itu dijalaninya dengan penuh amanah. Ternyata, menggembala ternak juga mempunyai filosofi kepemimpinan yang mendalam.

"Secara logika, menggembala ternak saja harus punya ilmu dan manajemen. Apalagi memimpin manusia. Mencarikan atau mengusahakan pangan, kemudian mengarahkan, mengawasi dan melindungi umat, itu memang tugas utama pemimpin, dan  itu tidak gampang," urai Ning Aida, yang juga Ketua DPD Garnita Malahayati Kabupaten Jember itu.

Sementara Wakil Ketua IPNU Rambipuji Muhammad Fahrur Rozi menegaskan, tema acara tersebut memang dibuat dengan menggunakan bahasa Jawa. Ngapur Roso adalah singkatan dari Ngaji Panguripan Rogone Manungso (mengaji untuk ketenangan jiwa dan raga manusia).

"Kami juga punya misi melestarikan budaya Jawa," ujarnya.

Acara yang dikuti oleh sedikitnya 60 kader NU ini juga diisi oleh pemateri lain, yaitu Danramil Rambipuji Harsono dan Katib Syuriyah MWCNU Rambipuji Kiai Nur Ali. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)