Daerah

Pemuda di Kubu Raya Kalbar Diingatkan Jaga Persatuan Bangsa 

Sen, 28 Oktober 2019 | 07:30 WIB

Pemuda di Kubu Raya Kalbar Diingatkan Jaga Persatuan Bangsa 

Dialog Refleksi Sumpah Pemuda oleh PC IPNU-IPPNU Kubu Raya, kalbar. (Foto: NU Online/Evatunnisa)

Kubu raya, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar dialog refleksi Sumpah Pemuda. Acara dipusatkan di Aula Bupati Kubu Raya, jalan Arteri Supadio A Yani, Ahad (27/10).
 
Acara tersebut dihadiri tiga narasumber di antaranya, H Sy Abdullah Alkadrie dari DPR RI dapil Kalbar, H Thamrin Usman selaku Ketua Yayasan Mujahidin Kalbar sekaligus Mantan Rektor Untan 2011 -2019. Juga Mansur Zahry selaku Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyyin (HPN) Kalbar. Dan OKP kemahasiswaan dari PMII Kubu Raya,BEM STIT Darul Ulum,Primaraya.
 
Adapun tema yang dijadikan inti dari kegiatan rangkaian acara tersebut yakni internalisasi Pancasila dan spirit kebangsaan serta kewirausahaan bagi pelajar dan pemuda. 
 
H Thamrin Usman menjelaskan satu persatu dari sila-sila Pancasila. Menurutnya, negara yang menganut sekuler saja secara tidak langsung masih berpikir bertuhan. 
 
“Dan kita yang telah mengetahui bahwa Pancasila adalah ideologi negara yang final dan tidak dapat ditawar tawar lagi.  Karena di dalam nilai Pancasila itu sendiri tidak ada yang melanggar dari nilai syariat Islam,” jelasnya.
 
Tidak ada negara sebesar Indonesian mampu bertahan dengan kesatuannya menjaga keutuhan negara. 
 
“Karena kita sudah belajar dari penjajahan kolonial Belanda selama kurang lebih 3,5 abad diadu domba agar terjadi perpecahan dan perselisihan yang berujung kehancuran. Dengan demikian jadilah kita generasi pelajar dan pemuda yang dengan bangga mengatakan, sayalah Indonesia sayalah Pancasilaisme,” ungkapnya.
 
H Sy Abdullah Alkadrie memaparkan spirit kebangsaan dengan Pancasila dan pilar UUD 1945 sebagai konstitusional, Bhinneka Tunggal Ika serta martabat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
 
Menurutnya, hingga detik ini Indonesia masih tegak dengan ideologi bangsa dalam Piagam Jakarta bahkan Pancasila pun tercamtum dalam Pembukaan UUD 1945.
 
"Para founding father negara ini juga telah meninggalkan warisan bangsa yang besar ini dengan nilai kesatuan dan gotong royong. Dan kalangan pesantren maupun kiai juga tidak terlepas dari peran penting kemerdekaan negara tercinta ini," pesannya.
 
H Mansur Zahry selaku pengusaha muda NU memberikan gambaran dari persepektif ekonomi yakni dengan melahirkan para generasi melalui kewirausahaan. Dan tentunya semua dimulai dengan semangat kemauman yang kuat.  
 
“Meski semua tidak harus terkendala oleh modal, karena tanpa modalpun bahkan bisa memulai bisnis dan usaha,” katanya.
 
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memulai dari hal yang terkecil yang ada di sekitar. Juga harus mampu peka dengan perubahan sekitar sesuai kebutuhan yang menjadikan bisa berdikiri di atas kemandiran.
 
Acara dikemas dengan sesi tanya jawab dan langsung ditujukan kepada para narasumber.
 
Dan di akhir acara diberikan cinderamata kepada semua narasumber dan dilanjutkan dengan sesi foto bareng dan temu salam pisah.
 
 
Kontributor: Evatunnisa
Editor: Ibnu Nawawi