Daerah

Penangkalan Radikalisme Bisa Dilakukan dengan Kampanye Ramah di Medsos

Kam, 24 Oktober 2019 | 11:30 WIB

Penangkalan Radikalisme Bisa Dilakukan dengan Kampanye Ramah di Medsos

Koordinator Bidang (Korbid) Hukum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Lampung Timur, Nasrudin. (Foto: NU Online/ A Syarief K)

Lampung Timur, NU Online

Maraknya fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia menjadi ancaman serius bagi bangsa dan negara. Ancaman ini pun perlu diwaspadai tidak hanya oleh para generasi tua, tetapi juga para generasi muda khususnya mahasiswa dan pelajar.

 

Semua elemen bangsa ini, terutama keluarga besar Nahdlatul Ulama mempunyai tanggung jawab menjaga keutuhan NKRI dari oknum-oknum yang hendak merusak bingkai persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah).

 

Menurut Koordinator Bidang (Korbid) Hukum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Lampung Timur, Nasrudin, ada beberapa upaya yang bisa ditempuh dalam rangka pencegahan radikalisme di Indonesia.

 

Pertama menurutnya adalah penanaman nilai-nilai moderasi keagamaan (Islam wasathiyah) di kalangan generasi milenial melalui kampanye yang ramah media sosial. Yang Kedua, dengan memperkuat nilai-nilai dan rasa kebangsaan melalui pendidikan dan pemerataan ekonomi.

 

"Ketiga, adakan forum-forum dialektika (ruang publik) lintas agama dan etnis bagi generasi muda. Dan keempat, kuasai mimbar akademik dan mimbar keagamaan dengan narasi Islam wasathiyah dan kebangsaan,” papar Dosen Fakultas Syariah IAIN Metro Lampung ini.

 

Sementara pengamat pendidikan Kabupaten Lampung Tengah, Andi Sobihin, menambahkan bahwa peran guru dilingkungan sekolah juga sangatlah penting untuk mencegah radikalisme yang belakangan ini semakin masif di kalangan pelajar.

 

"Melalui pembelajaran di dalam kelas seperti mata pelajaran budi pekerti, agama atau yang berkaitan. Bisa juga memberi pelajaran khusus pendidikan anti radikalisme. Dan di dalam kelas guru juga memberi sikap-sikap yang baik dan santun dalam berdialog dengan pelajar,” katanya, Selasa (22/10) siang.

 

Hal ini lanjut mantan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Lampung Tengah ini perlu dilakukan sejak dini karena akar dari radikalisme bisa muncul di tengah-tengah lingkungan masyarakat, keluarga, dan sekolah.

 

Menanggapi hal ini, Sekretaris PC Fatayat NU Kabupaten Lampung Tengah Siti Maysaroh menambahkan, pemerintah harus lebih tegas dalam pencegahan radikalisme dan harus memberi sanksi tegas jika ditemui ada oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ikut terlibat.

 

"Mimbar pengajian rutin di kalangan kantor-kantor pemerintahan harus diisi oleh penceramah yang membawa kesejukan, Islam yang membawa rahmat, bukan isi ceramah yang menentang pemerintah dan menebar kebencian,” tandasnya.

 

Kontributor: Akhmad Syarief Kurniawan

Editor: Muhammad Faizin