Pengajian Dimanfaatkan Kampanye
NU Online · Jumat, 29 September 2006 | 15:04 WIB
Jember, NU Online
Pengajian akbar memperingati Nuzulul Qur’an yang dihelat Pemerintah Kabupaten Jember di alun-alun Kamis (28/9) malam kemarin, berjalan cukup sejuk. Ribuan massa yang memadati alun-alun, begitu khidmat menyimak tausiah yang disampaikan KH Caholil As’ad Samsul Arifin.
Seperti biasa, Ra Cholil—sapaan akrabnya—tampil dengan kata-kata kalem dan pelan. Massa pun terdiam, menyimak kata demi kata yang diucapkan Ra Cholil. Ia mengajak hadirin untuk tidak bosan-bosannya menuntut ilmu. Sebab, ilmu merupakan kunci seseorang dalam menggapai kesuksesan.
<>Menyitir Sabda Nabi Muhammad SAW, Ra Cholil menegaskan bahwa barang siapa ingin kesenangan hidup di dunia, maka harus berilmu. Dan barang siapa yang menginginkan kesenangan di akhirat, maka juga harus berilmu. Dan barang siapa yang ingin keduanya, juga harus dengan ilmu. “Jadi ilmu adalah kunci dari segala-galanya,” ujarnya.
Ra Cholil juga menganjurkan hadirin agar tetap istiqamah dalam menjalankan ibadah, tertama di bulan Ramadan. Di bulan Ramadhan, katanya, semua amal dilipatgandakan pahalanya. “Banyak-banyaklah istighfar dan membaca Al-Qur’an,” pintanya.
Di bagian lain, Ra Cholil juga menyinggung maraknya perbedaan afiliasi politik umat Islam. Menurutnya, perbedaan itu wajar asalkan tidak sampai mengganggu kerukunan antarumat. Jangan ribut, apalagi bertikai hanya karena berbeda partai politik. “Marilah kita kurangi perbedaan, cari persamaannya,” ujarnya seolah menyindir perpecahan yang terjadi di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Selain Ra Cholil, Bupati Jember MZA Djalal, KH Muchtar Bustami, KH Nasihin AR dan Kepala Dindik, Ahmad Sudiyono, nampak duduk bersila di lantai pentas.
Namun sayang, kekhidmatan acara itu dinodai oleh penyebaran jadwal imsakiyah Ramadan yang juga memuat gambar anggota DPR-RI, Choirul Saleh Rasyid dengan latar logo PKB. Beberapa orang menyesalkan perbuatan tersebut. Mereka menilai apa yang dilakukan Choirul Saleh Rasyid yang nota bene bekas pendukung berat PKB versi Muktamar Surabaya, tidak etis.
“Ini kan pengajian non-politik. Kok dimanfaatkan untuk kampanye,” keluh seseorang di tengah arena pengajian.
Salah serong panitia, Fadalah mengaku tidak tahu menahu soal itu. Menurutunya, tidak ada permintaan ijin atau pamit dari siapapun untuk menyebarkan jadwal imsakiyah yang berbau politik itu. “Betul saya tidak tahu soal itu,” ujar Asisten II Pemkab Jember tersebut. (ary)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua