Daerah

Pengkaderan Ansor Aceh Singkil Penting agar Tidak Alami Krisis Kader

Sel, 8 Maret 2022 | 22:30 WIB

Pengkaderan Ansor Aceh Singkil Penting agar Tidak Alami Krisis Kader

Suasana gelaran Diklat Terpadu Dasar (DTD) ke-3 yang digelar di Desa Sumber Mukti, Kecamatan Kuta Baharu, Kabupaten Aceh Singkil, Senin (7/3/2022). (Foto: Dok. Ansor Aceh Singkil)

Aceh Singkil, NU Online
Kaderisasi Gerakan Pemuda Ansor di negeri Serambi Makkah Aceh sangat menentukan nasib organisasi kepemudaan Nahdliyin ini ke depan. Jika tidak terus digalakkan, maka keberlangsungan organisasi tersebut bisa rapuh.


“Pengkaderan sangat penting dilakukan agar organisasi tidak mengalami krisis kader,” kata Rohman Maghfur, Ketua Panitia Pelaksana Diklat Terpadu Dasar (DTD) ke-3 yang digelar di Desa Sumber Mukti, Kecamatan Kuta Baharu, Kabupaten Aceh Singkil, Senin (7/3/2022).


Kepada NU Online, Rohman menyebutkan bahwa peserta DTD ke-3 tahun ini diikuti para kader dari berbagai daerah. Kegiatan ini dijadwalkan selama tiga hari, Senin-Selasa, 6-8 Maret 2022.


“Alhamdulillah, peserta yang mendaftarkan banyak dan berhasil bisa ikut DTD sekitar 30 orang dan para peserta sangat antusias mengikuti berbagai tahapan acara tersebut,” ulasnya.


Gus Rohman, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa setiap kader Ansor harus memiliki karakter keislaman. Artinya, kader Ansor harus meneguhkan dan menegakkan ideologi Islam Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah dalam kehidupan sehari hari.


Kebangsaan, menurut Gus Rohman, merupakan gerak langkah pemuda Ansor yang harus diwujudkan dalam memberikan pengabdian terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara.


“Sementara karakter yang terakhir adalah kerakyatan. Artinya, kader Ansor harus berpihak pada kepentingan rakyat kecil sekaligus memuliakan warga NU. Semua karakter ini harus dimiliki dan diimplementasikan dalam keseharian,” tandasnya.


Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Aceh Gus Azwar juga hadir dalam pengkaderan Diklat Terpadu Dasar (DTD) Angkatan Ke-3 di Aceh Singkil.


Gus Azwar menekankan, untuk pengkaderan GP Ansor tidak hanya berpikir tentang kuantitas saja. Namun, yang terpenting pula adalah kualitas output dari proses pengkaderan tersebut.


“Hal ini sangat penting bahwa lahirnya kader harus siap berada di garda terdepan untuk menepis segala bentuk ancaman yang berusaha melumpuhkan Nahdlatul Ulama di negeri Singkil dan mengusik keutuhan Nusantara dalam bingkai NKRI,” tegasnya.


Ia menambahkan, wilayah perbatasan Aceh merupakan pintu gerbang silang kebudayaan. Di sini terdapat suku Aceh, Jawa, Fak-Fak, Sunda, Boang, dan Minangkabau. GP Ansor wajib mencurahkan segenap kemampuan untuk menyeimbangi kondisi sosial di wilayah perbatasan Aceh.


“Era digital dewasa ini harus memperkuat toleransi di Aceh Singkil untuk memperkokoh persatuan dan keharmonisan sosial. GP Ansor harus memberi kontribusi nyata bagi kemajuan peradaban di Aceh Singkil,” paparnya.


Gus Azwar menegaskan bahwa pengkaderan ini untuk menjaga ideologi Pancasila dan NKRI dari ideologi impor Timur Tengah yang coba merusak Indonesia, NU, dan banomnya.


Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Musthofa Asrori