Daerah

Penyintas Gempa Bumi di Bawean Gotong Royong Bangun Hunian Sementara

Sab, 6 April 2024 | 16:00 WIB

Penyintas Gempa Bumi di Bawean Gotong Royong Bangun Hunian Sementara

Beberapa warga Bawean gotong royong membuat hunian sementara, Jumat (5/4/2024). (Foto: dok Gusdurian Peduli)

Gresik, NU Online

Hujan yang sering mengguyur Pulau Bawean membuat penyintas gempa bumi yang masih tinggal di tenda-tenda darurat tidak nyaman. Lantai tenda jadi becek dan basah, jika malam hari dingin dan banyak nyamuk.

 

Tapi karena tidak ada pilihan lain, mereka tetap tinggal di situ. Dampaknya, beberapa penyintas mulai mengalami batuk dan flu. Kondisi ini sangat tidak baik bagi warga, terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia dan sakit-sakitan. 


Merespons situasi tersebut, Gusdurian Peduli mengajak penyintas untuk mencari solusi bersama. Salah satunya dengan menginisiasi pembangunan hunian sementara (huntara) secara gotong royong. 


"Huntara ini penting untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi mereka selama menunggu rumah mereka selesai diperbaiki kembali. Pengalaman selama ini, pembangunan kembali rumah-rumah yang hancur akibat gempa membutuhkan waktu hingga satu tahun," kata Koordinator Gusdurian Peduli, A’ak Abdullah Al-Kudus, Sabtu (6/4/2024).


Huntara ini, lanjut Aak, dirancang untuk bisa digunakan dalam waktu satu tahun ke depan. Huntara  akan dibangun dengan berukuran 4x6 meter dengan rangka kayu, atap terpal ukuran A7 dan dinding terpal ukuran A5.


Aak mengatakan berdasarkan pengalaman di beberapa tempat kejadian bencana; tinggal bersama dalam tenda komunal dengan keluarga lain, sangat rentan terjadi konflik.


"Bahkan potensial terjadi pelecehan seksual. Oleh karena itu, perlu segera diurai dan dibuatkan hunian sementara per keluarga," kata Aak.


Untuk awal, Pembuatan Huntara dimulai sejak tanggal 4 April 2024 di 3 titik yang paling terdampak oleh gempa bumi di Pulau Bawean.

 

Pertama di dusun Dedawang, desa Teluk Jati Dawang, kecamatan Tambak. Kedua di dusun Prapat Tunggal, desa Dekat Agung, kecamatan Sangkapura. Ketiga di dusun Rabe, desa Lebak, kecamatan Sangkapura. Selanjutnya pembangunan Huntara ini akan dilakukan di titik-titik lain yang membutuhkan.


Halimatus Sakdiyah (23 th), penyintas di dusun Dedawang, desa Teluk Jati Dawang, kecamatan Tambak, mengaku sangat senang dengan bantuan Huntara yang dia terima dari Gusdurian Peduli. Mengingat dirinya saat ini sedang hamil tua, dan diperkirakan akan melahirkan di bulan April ini. 


Halimah mengaku saat ini dia dan keluarganya tinggal di tenda darurat karena rumahnya sudah tidak layak untuk dihuni lagi. Dia ingin anaknya nanti lahir di tempat yang layak dan nyaman. Dan baginya, bantuan Huntara ini adalah bagian dari doanya yang dikabulkan oleh Allah SWT. 


“Allah mengabulkan doa saya, karena anak saya akan lahir di tempat yang layak,” ucap Halimah dengan lirih.


Perasaan yang sama diungkapkan Asmu’e, nelayan tua yang tinggal di dusun Rabe, desa Lebak, kecamatan Sangkapura. Pasca rumahnya hancur akibat gempa, dia dan keluarganya numpang di tenda depan rumah tetangganya yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. 


Sebenarnya dia sungkan numpang di rumah orang, tapi apa daya, bahkan selembar tenda pun dia tidak punya. Dengan adanya Huntara dari Gusdurian Peduli, sekarang dia bisa tinggal bersama keluarganya lagi di samping reruntuhan rumahnya yang ada di pinggir pantai.


Senada dengan Asmu’e, penduduk di dusun Prapat Tunggal, desa Dekat Agung, kecamatan Sangkapura, Ahmad Rifa’i mengalami hal serupa. Rumahnya luluh lantak. Dia dan keluarganya tinggal di tenda kecil di pinggir jalan. Sekarang dia bisa mulai tersenyum, setelah mendapat bantuan Huntara dari Gusdurian Peduli.


Dalam program pembangunan Huntara ini Gusdurian  Peduli bekerjasama dengan PCNU Bawean dan Karina Keuskupan Surbaya. Ketiga lembaga ini bertekad untuk tahap awal ini bisa membangun 50 unit Huntara secara gotong royong.


Ketua PCNU Bawean Fauzi Ra’uf mengaku senang bisa bekerjasama dengan Gusdurian Peduli dan Karina Keuskupan Surabaya, karena kedua lembaga ini dianggap memiliki pengalaman dalam penanganan bencana.


"Bersama Gusdurian Peduli dan Karina, kami optimis bisa membantu warga NU yang terdampak gempa di Bawean secara optimal," pungkasnya.


NU Online Super App bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU PBNU mengharap uluran tangan Anda semua untuk berdonasi bagi korban bencana di Indonesia, termasuk gempa di Tuban dan Bawean. Caranya mudah, buka Donasi NU Online Super App.