Daerah

Serunya Maulid di Jatim, Berebut Berkah hingga Bertukar Suguhan

Sab, 8 Oktober 2022 | 07:00 WIB

Serunya Maulid di Jatim, Berebut Berkah hingga Bertukar Suguhan

Warga di Pulau Bawean membawa angkatan molod untuk dibawa ke masjid. (Foto: NUO/FB)

Surabaya, NU Online

Banyak tradisi di kalangan masyarakat saat memasuki bulan Rabiul Awal atau Maulid. Prinsipnya, mereka demikian antusias menyambut maulid dengan ekspresi beragam. Dan di Jawa Timur, banyak yang menyambut maulid dengan aneka perayaan.


Di Kabupaten Probolinggo, tepatnya Desa Pegalangan Kidul, Kecamatan Maron ada tradisi khusus. Pada peringatan maulid yang dipusatkan di kediaman Habib Reza Kamis (06/10/2022) lalu, disediakan perahu layar. Namun uniknya, perahu tersebut tidak diletakkan di atas sungai maupun laut. Perahu yang terbuat dari kayu itu diletakkan di halaman rumah, tepat di tengah warga yang menghadir maulid Nabi. Adapun isi dari perahu adalah aneka buah yang sudah tertata rapi.


Perayaan maulid Nabi di kawasan ini digelar serentak dan berlangsung usai waktu maghrib hingga malam hari. Dari lapisan anak-anak hingga kalangan dewasa turut meramaikan acara maulid Nabi di halaman rumah Habib Reza tersebut.


Setelah acara selesai, tuan rumah menaburkan uang ke halaman rumah. Demikian buah yang tersedia dapat diambil secara cuma-cuma. Mulai dari anak-anak hingga dewasa berebut uang dan buah yang ada. Menurut kepercayaan, uang yang ada adalah uang berkah. Bahkan sebagian warga ada yang membawa kresek besar untuk menampung buah yang tersedia dan diperebutkan tersebut.


"Yang direbut warga bukan buah dan uangnnya, melainkan berkah dari buah dan uang yang sudah didoakan," kata Aminatuz Zuhriyah warga yang datang.


Uniknya, saat merebut buah dan uang, warga demikian antisias dan bersaing dengan lainnya. Masing-masing berupaya memperoleh buah dan uang sebanyak mungkin lantaran dipercayai menyimpan keberkahan. Sehingga, mereka tidak mempersoalkan ketika harus saling berebut dan terkadang tumpang tindih dengan lainnya. Dan tidak ada satu pun yang marah apalagi bertengkar.


"Walaupun banyak warga yang tumpang tindih saat rebutan buah, namun dari mereka tidak ada yang marah, bahkan bertengkar pun tidak ada. Yang mereka harapkan hanyalah berkah dari maulid Nabi," terangnya.


Sedanglan di kawasan Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, acara maulid disebut dengan molod.
Mereka merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Dalam mayoritas warga Bawean mengangkat angkatan molod atau suguhan molod hingga menghabiskan uang ratusan ribu sampai jutaan rupiah untuk dibawa ke masjid. Tidak hanya dibawa ke masjid, tetapi angkatan tersebut juga ditukar dengan milik orang lain yang dilakukan oleh panitia.


Nur Hayati asal Dusun Guntung, Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura mengatakan, mengaku mempersiapkan maulid ini sejak jauh-jauh hari. Sekitar sepekan sebelumnya sudah mulai berbelanja ke pasar untuk mempersiapkan wadah angkatan maulid khas Bawean. Angkatan tersebut yaitu membuat pagar makanan yang terbuat dari bambu berwadah bak.


Menurut Hayati, pada saat menukar angkatan itu apabila mendapatkan yang isinya lebih sedikit dari miliknya, berarti sudah melakukan sedekah kepada orang lain.


"Sementara kalau kita mendapatkan yang lebih besar, justru orang lain yang bersedekah kepada kita," jelasnya.


Perayaan molod di Bawean tidak hanya pada acara seremonial di masjid, tetapi para remaja juga mengadakan peringatan maulid. Begitu juga para santri langgar dan elemen-elemen lain juga turut memeriahkan peringatan maulid Nabi ini.


Tidak hanya itu, bentuk peringatan maulid Nabi di Bawean juga mempersembahkan aneka ragam lomba sebagaimana peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Hal ini merupakan ekspresi kecintaan masyarakat kepada Nabi Muhammad SAW. Bagaimana peringatan maulid di kawasan Anda?

 

Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi