Daerah

Perangi Pemanasan Global, Pemuda NU Dirikan Gowes DamDimDum

Sab, 1 Februari 2020 | 10:00 WIB

Perangi Pemanasan Global, Pemuda NU Dirikan Gowes DamDimDum

Para pendiri Gowes DamDimDum saat berada di Dam Samiran, Proppo, Pamekasan (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

Global warming (pemanasan global) kian meresahkan kehidupan manusia. Sebab pemanasan global mempunyai dampak yang tidak bisa disepelkan. Karena itu, memeranginya adalah sebuah keniscayaan.

 

Atas dasar itulah, para pemuda NU di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mendirikan Gowes DamDimDum, yakni sebuah komunitas sepeda gunung (onthel) yang aktif melakukan aksi mengurangi perilaku yang menguatkan global warming.

 

"Kita dirikan pada awal tahun 2020. Anggotanya terdiri dari para pemuda NU dengan ragam profesi. Ada yang jurnalis, guru, dosen, aktivis sosial, dan birokrat," ujar salah satu pendiri Gowes DamDimDum, Minhaji Ahmad saat ditemui di kediamannya, Perumahan Samatan Asri, Proppo, Pamekasan, Sabtu (1/2) pagi.

 

Menurutnya, memerangi global warming merupakan tanggung jawab semua pihak. Berusaha semampunya, minimal giat mengurangi sampah plastik.

 

"Sembari berolahraga pakai sepeda gunung, kami juga mampir ke toko-toko untuk mengurangi penggunaan plastik. Kami beli makanan di tempat itu, biasanya dibungkus plastik. Kami menolak plastik tersebut sembari memberi penjelasan pentingnya mengurangi penggunaan plastik," ungkap Kak Emeng, panggilan akrab Minhaji Ahmad.

 

Menurut Emeng, upaya memerangi global warming, sejauh ini minim aksi. Hanya lebih banyak pada tataran konsep. Akibatnya, minim kesadaran pada diri masyarakat.

 

"Termasuk penggunaan botol air. Kita bisa cermati di tiap acara, penggunaan botol air yang terbuat dari plastik masih sangat banyak. Di Gowes DamDimDum, kita tidak ingin itu mengakar kuat," sela Jailani, pendiri Gowes DamDimDum lainnya.

 

Atas hal itu, Jailani dan kawan-kawan berusaha keras menjauhkan pola hidup mengonsumsi air dalam kemasan. Mereka membeli botol khusus air minum yang tidak sekali pakai.

 

Botol air tersebut selalu diisi ulang tiap hendak melakukan gowes, ditaruh di tengah-tengah sepeda gunung yang mereka pakai.

 

"Harus dimulai dari diri sendiri. Kita lakukan dengan membudayakan dalam keseharian kita bebas dari air dalam kemasan. Setelah itu, baru kita syiar ke orang lain. Ini namanya lisanul hal afshahu min lisanil maqol; dakwah dengan memberikan teladan jauh lebih efektif ketimbang secara lisan," papar Jailani.

 

Dalam memerangi pemanasan global, tambahnya, dibutuhkan kekuatan yang istiqamah dalam kebersamaan. Gowes DamDimDum dipercaya sebagai salah satu wahana efektif untuk mewujudkan hal itu.

 

Selain toko, pegiat Gowes DamDimDum juga menyasar dam air yang berada di daerah Pamekasan. Mereka juga sesekali menyisir sungai. Ketika ada sampah plastik di pinggir sungai, mereka tidak sungkan untuk membersihkannya.

 

Pewarta: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR