Daerah HARI SANTRI 2019

Peringati Hari Santri 2019, SMK Banjar Mandiri Bedah Film Sang Kiai

Kam, 24 Oktober 2019 | 08:00 WIB

Peringati Hari Santri 2019, SMK Banjar Mandiri Bedah Film Sang Kiai

Peringatan Hari Santri di Kota Banjar, Jabar (Foto: NU Online/Wahyu Akanam)

Kota Banjar, NU Online
Semarak peringatan Hari Santri serentak dilakukan oleh berbagai Lembaga, salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Banjar Mandiri memperingati Hari Santri 2019 dengan membedah film Sang Kiai yang berlangsung di Aula SMK Banjar Mandiri dan diikuti oleh puluhan siswa-siswinya, Selasa (22/10) siang.
 
Ketua Pengurus Anak Cabang Gerakan Pemuda (PAC GP) Ansor Mangunjaya Pangandaran Rohmat Nurhidayat menerangkan bahwa dalam film 'Sang Kiai' mengisahkan perlawanan santri terhadap penjajah.
 
"Pemutaran Film ini (Sang Kiai) supaya mereka sadar bahwa kaum sarungan ini mempunyai sejarah penting dalam melawan penjajah, pada saat itu arek-arek Suroboyo menyerang Jenderal Malabi dengan Sekutunya dari Inggris," terangnya.
 
Rohmat menegaskan kepada seluruh peserta adegan pada film tersebut adalah benar dan yang mengintruksikan kepada seluruh santri adalah KH Hasyim Asy'ari. "Itu adalah mutlak instruksi dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari selaku pendiri Nahdlatul Ulama," tegasnya.
 
Rohmat mengungkapkan, sebagai warga Negara Indonesia dapat mengingat kembali dalam menggapai kemerdekaan, peran kaum sarungan tidak bisa dianggap main-main. "Mengulas kembali sejarah ternyata peranan yang sangat luar biasa dalam menggapai kemerdekaan," ungkapnya.
 
Sehingga dalam momen Peringatan Hari Santri harus diperingati oleh kita semua, tidak terkecuali para siswa. Karena walaupun tidak belajar di pesantren, namun selama dia mau belajar di sekolah, maka dia dianggap santri.
 
"Semua siswa yang lahir di tanah air ini dianggap santri, maka ketika di sekolah khususnya kaum muslim di setiap sekolah pasti diajarkan ilmu-ilmu agama," cetus Rohmat.
 
Rohmat mengajak kepada seluruh pelajar yang hadir dapat memetik nilai positif dari dibuatnya film Sang Kiai yakni harus nurut kepada guru. Hal tersebut telah digambarkan sejak dulu, bahkan pada zaman dulu santri siap menjalankan perintah kiainya walaupun taruhannya adalah nyawa.
 
"Nilai-nilai dalam film Sang Kiai tidak hanya sejarah perjuangan, tapi bagaimana kita hikmat kepada guru yang memberikan instruksi dan jaminannya nyawa. Pada saat itu jaminannya ketika berangkat perang kan nyawa, kenapa mereka berangkat, karena mereka khidmat pada gurunya," jelasnya.
 
Untuk itu, Rohmat berpesan untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat. Khususnya dalam isu doktrinasi agama jangan mudah terpengaruh lalu saling menyalahkan.
 
"Cinta kepada negara, Insyaallah kita akan sukses ketika kita tidak mudah menyalahkan orang karena persoalan doktrin agama, maka kita itu akan mudah diterima oleh masyarakat," pesannya.
 
Kepala Sekolah SMK Banjar Mandiri Rahardi Mahardika kepada NU Online, Rabu (23/10) mengatakan, dirinya sangat mewanti-wanti terutama murid yang sedang belajar di sekolah yang dipimpinnya agar tidak terserang paham radikalisme.
 
Rahardi menyadari walaupun mayoritas siswa di sekolah yang dipimpinnya bukanlah anak yang pernah belajar di pesantren, namun hal tersebut tidak menghalanginya untuk memperingati Hari Santri 2019 dengan penuh semangat. Baginya, seluruh siswa adalah santri, karena mereka datang ke sekolah atas dasar titipan dari orang tuanya untuk mencari ilmu sebagai bekal masa depannya.
 
"Banyak yang seperti itu, meskipun kita bukan basis pesantren tapi kita di dunia pendidikan toh sama saja mereka siswa siswi itu santri yang dititipkan oleh orang tuanya untuk menimba ilmu, semoga ke depan sekolah ini menjadi islamic boarding school dan semoga keluarga besar kita juga semakin besar lagi di kemudian hari," ungkapnya dengan penuh keyakinan. 
 
Kontibutor: Wahyu Akanam
Editor: Abdul Muiz