Nasional

Sebelum Peperangan, Suriah Negara Indah dan Makmur

Ahad, 15 September 2019 | 14:00 WIB

Kota Banjar, NU Online
Sebelum terjadinya peperangan, Suriah salah satu negara memiliki peradaban yang sangat tua, makmur, dan indah. Hal tersebut disampaikan oleh M Najih Arromadloni saat mengisi acara Halaqah dan Bedah Buku dalam rangka menyemarakan Muharaman 1441 H, Haul ke-22 KH Abdurochim, dan Masyayikh Ma'had yang berlangsung di Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Jumat (13/9).
 
Gus Najih sapaan akrabnya mengakui keindahan Suriah lantaran pernah mengenyam pendidikan di sana. Dijelaskan olehnya bahwa Suriah menjadi salah satu negara yang tidak memiliki hutang kepada negara lain.
 
"Suriah dulu negara makmur, negara yang tidak punya hutang, Peradabannya tinggi dan alamnya indah," jelasnya.
 
Bahkan, saking amannya di sana ketika ada seorang perempuan yang keluar pada malam hari tidak perlu khawatir jikalau ada yang mengganggu ataupun menjahatinya, hal demikian sudah biasa.
 
"Suriah dulu wanita kalau keluar malam itu sudah biasa, tidak khawatir, karena di sana sangat aman," tuturnya kepada ratusan peserta yang menghadiri kegiatan bedah buku.
 
Saat ini, keindahan tersebut hanyalah tinggal cerita. Dikisahkan oleh Gus Najih bahwa sejak Maret 2011 kekacauan di negara yang makmur tersebut dimulai dengan maraknya faham khilafah.
 
"Sejak Maret 2011 semua keindahan tersebut berubah drastis dengan munculnya gelombang khilafah memasuki Suriah," kisahnya dengan mimik wajah yang bersedih.
 
Dirinya menceritakan bahwa tahun 2011 merupakan awal mulanya muncul yang namanya sosial media dan menyebarnya berita hoaks yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
 
"Waktu itu awal munculnya media sosial, masih banyak yang awan akan hal itu, sehingga penyebaran hoaks sangat mudah," paparnya.
 
Sebagai kaum terpelajar, Gus Najih mengajak kepada seluruh hadirin untuk melawan mereka, kaum radikal dengan cara mereka juga. Karena apabila didiamkan tidak menutup kemungkinan di Negara Kesatuan Republik Indonesia juga akan terkena dampaknya.
 
"Saya juga akan melawan mereka dengan hal yang sama," ajaknya. 
 
Kontributor: Wahyu Akanam
Editor: Abdul Muiz