Daerah

Perkuat UMKM, Inkopsim Jember Gelar Pelatihan

NU Online  ·  Ahad, 15 April 2018 | 06:00 WIB

Jember, NU Online
Induk Koperasi Syirkah Muawanah (Inkopsim) terus berupaya  menciptakan pengusaha-pengusaha  yang handal di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah  (UMKM). Sebab, UMKM terbukti cukup eksis dalam kondisi ekonomi  nasional yang  terpuruk  sekalipun. Untuk itu, Inkopsim menggelar pelatihan pengusaha pemula di  auditorium BNI ’46, Jember, Sabtu (14/4).  

Menurut Ketua Umum Inkopsim, HM Al Khaqqoh Istifa,  ke depan pihaknya akan mencetak  pengusaha  pemula sebanyak-banyaknya,  terutama  dari kalangan  nahdliyyin. 

“Kenapa, karena UMKM cukup bisa diandalkan untuk sumber penghidupan keluarga. Kami ingin mereka bisa tetap  survive menghadapi era persaingan bebas dalam  3 hingga 10 tahun mendatang,” ucapnya kepada NU Online usai membuka pelatihan tersebut.  

Sementara itu,  salah seorang  pemateri yang juga  anggota DPRD Jawa Timur,  Moch Eksan menegaskan  bahwa  kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar, yakni mencapai 60 persen. 

Dikatakan, saat ini pelaku UMKM mencapai  57 juta  jiwa. Angka tersebut adalah  seperlima dari  total penduduk Indonesia.  Dan itu  sangat  dahsyat  pengaruhnya dalam atmosfir pergulatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena  itu, Eksan menyatakan  sangat mendukung  semua langkah untuk memperkuat usaha di sektor UMKM, termasuk yang dilakukan Inkopsim. 

“Saya dukung ini semua, termasuk para peserta kita bantu nanti. Jadi semua peserta ini ‘kan harus membuat rekening sekarang  juga?  Jadi saya bantu Rp50 ribu untuk setiap pembuatan rekening,” ucapnya disambut tepuk tangan  hadirin.

Pentingnya mendukung dan menggerakkan UMKM, tambah Eksan, karena  usaha tersebut terbukti mampu bertahan di tengah krisis  ekonomi dunia sekian tahun lalu. Menurutnya, setidaknya ada dua alasan mengapa UMKM tetap eksis meski dihantam badai krisis ekonomi. 

Pertama, UMKM umumnya adalah usaha  yang menghasilkan barang  konsumsi dan jasa yang memang  menjadi kebutuhan primer rakyat.  Sehingga meski pendapatan masyarakat berkurang karena  terjadi krisis ekonomi,  namun tak banyak berpengaruh  bagi mereka  untuk membeli barang yang  diproduksi UMKM. 

Kedua,  pelaku UMKM itu biasanya ulet, tak  mudah menyerah dalam kondisi  apapun,” jelasnya.

Pelatihan yang diikuti oleh 100 peserta berasal dari  berbagai latar belakang usaha, misalnya pedagang  kaki lima, pembuat  tempe, kerajinan tangan  dan sebagainya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).