Jombang, NU Online
Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur KH Ahmad Hasan melakukan pembekalan kepada ratusan santri asrama As-Sa'idiyyah 2 Pesantren Bahrul Ulum tentang wawasan kebangsaan untuk generasi milenial dalam menjawab tantangan zaman.
Â
Dalam paparannya Kiai Hasan berpesan tentang tugas santri mengisi kemerdekaan RI dengan serius. Serius dalam arti berusaha keras dengan usaha nyata dan berdoa.
Â
"Tidak ada orang yang berhasil tanpa adanya perjuangan dan doa. Para santri ini merupakan generasi penerus bangsa," katanya, Kamis (5/09).
Â
Dikatakan, santri milenial sebagai generasi penerus yang dapat mendukung perjuangan bangsa ini. Oleh karenanya, santri harus multitalenta dan bisa bergaul di dunia Internasional.
Â
"Santri adalah pelajar plus dengan ilmu pengetahuan keagamaan yang dimilikinya merupakan bekal yang dapat digunakan untuk bergaul di dunia Internasional," tegasnya.
Â
Lebih lanjut Kiai Hasan menerangkan, kemerdekaan Indonesia akan tetap bertahan dengan segenap bangsa Indonesia ini memiliki semboyan dan juga berpegangan teguh untuk UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.Â
Â
"Kalau kita bersatu, maka kita akan teguh, bercerai kita runtuh. Maka kita akan kuat disertai dengan jiwa nasionalisme yang kuat pula," jelasnya.
Â
Kiai Hasan mengatakan, Indonesia itu layaknya orkestra, yakni dari beragam alat musik yang berbeda dan lambang bunyi yang tentunya juga berbeda, akan tetapi jika disatukan akan menjadi suatu instrumen yang sangat indah dan baik untuk di dengar.Â
Â
"Negara Indonesia, yang memiliki ragam suku, budaya, adat, ras, dan agama akan tetapi Indonesia bisa bersatu di dalam satu bangsa secara damai," tambah Kiai Hasan
Â
Lebih lanjut, ia jelaskan  santri Indonesia ke depannya wajib menanamkan rasa cinta tanah air dan perbedaan sejak dini yakni dengan cara mengajarkan makna wawasan kebangsaan terhadap teman, saudara, anak, dan cucu kita.
Â
"Ajaran ini sesuai dengan pemikiran dari pendiri sekaligus penggerak Nahdlatul Ulama KH Abdul Wahab Hasbullah. Kiai Wahab dari dulu mengajarkan santrinya untuk mencintai negara dan bangsa. Kebangsaan dan keagamaan tidak saling bertentangan," paparnya.
Â
"Dengan begitu santri sekarang ini harus bisa bersatu dalam kedamaian dan semoga Indonesia dijadikan sebagai baldatun tayibatun wa rabbun ghafur," imbuhnya.
Â
Ketua asrama As-Saidiyah Abdurrahman Haris menjelaskan bahwa ia yakin santriwan dan santriwati pesantren yang di bawah naungan NU memiliki keimanan yang kuat dan jiwa nasionalisme yang tinggi.Â
Â
"Kami berharap, santri ikut andil dalam membangun karakter bangsa Indonesia, jadilah generasi penerus bangsa yang dijauhkan dari hal-hal yang negatif," pungkasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Muiz