Demak, NU Online
Dalam rangka mengapresiasi Hari Santri Nasional 2016, Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak menggelar Expo Futuhiyyah bertemakan ‘Cinta Tanah Air, 115 Tahun Kiprah Futuhiyyah untuk Bangsa’, Selasa (25/10).
Kirab Bendera Merah Putih dan Resolusi Jihad mengawali kegiatan ini yang diikuti sekitar 6.000-an santri.
Acara pembukaan Expo Futuhiyyah dihadiri oleh para Pengasuh Pondok Pesantren di Mranggen, Ketua Yayasan, pejabat Muspida, Kepala Kantor Kemenag Demak, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Demak, para Kepala Madrasah se-Yayasan, anggota kepolisian/TNI dan para santri.
Acara secara resmi dibuka oleh Bapak Wakapolres Demak, dimana sebelumnya bersama-sama terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Syubbanul Wathon dengan penuh semangat dan pembacaan ikrar santri yang dibacakan oleh santri MA Futuhiyyah 2 Mranggen.
Menurut ketua panitia penyelenggara, H. Faizurrahman Hanif acara tersebut akan digelar dari tanggal 25 sampai 29 Oktober 2016.
“Agenda kegiatan Expo Futuhiyyah ini meliputi Kirab Bendera, Seminar Nasional, Bahtsul Masa’il, pameran produk, lomba-lomba, bakti sosial, bedah buku, penyuluhan kesehatan dan akan ditutup dengan Maulid Nabi,” jelasnya pada pembukaan Expo Futuhiyyah di Halaman pondok pesantren Futuhiyyah.
Lanjutnya, bakti sosial meliputi donor darah, khitan masal, pengobatan gratis dan santunan sosial juga santunan anak yatim. Sedangkan lomba-lomba meliputi lomba tingkat TK yakni lomba menggambar, mewarnai dan hafalan doa harian se-Kabupaten Demak. Tingkat SD/MI meliputi lomba cerdas cermat se-Kabupaten Demak.
Tingkat SMP/MTs meliputi lomba kaligrafi, MTQ, dan cerdas cermat se karisedanan Semarang-Pati. Tingkat SMA/SMK/MA yakni lomba rebana, baca kitab kuning se karisedanan Semarang-Pati. Juga lomba tenis meja, baca puisi dan pidato se-Yayasan Futuhiyyah.
“Dan insyaAllah pada puncak acara penutupan akan hadir ketua PBNU, KH. Said Aqil Sirodj,” tuturnya.
Sementara ketua Yayasan Futuhiyyah, KH. Said Lafif Hakim dalam sambutannya menuturkan bahwa santri memiliki peran historis dalam dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk peran besar dalam memperjuangkan Kemerdekaan RI.
“Kegiatan ini adalah refleksi sebuah gambaran rasa terima kasih atas perjuangan para pejuang dan sesepuh pesantren dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa keluarga dan santri akan terus berkomitmen meneruskan perjuangan para sesepuh dari pendiri pesantren yakni KH. Abdurrahman Qoshidil Haq, KH. Muslih Abdurrahman, KH. MS. Lutfil Hakim Muslih sampai KH. Muhammad Hanif Muslih melalui jalur dakwah pendidikan.
“Kami punya slogan, cinta satu hati, cinta tanah air, cinta Indonesia,” imbuhnya
Mahbub Alwi, salah seorang santri menyambut positif kegiatan ini karena hal ini menunjukkan kiprah Pondok Pesantren untuk kemajuan bangsa sangat besar dan membuat para ustadz dan seluruh santri termotivasi berjuang mengisi kemerdekaan lewat pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (Ben Zabidy/Fathoni)