Daerah

Pesantren Jadi Ikon Brebes, Selain Bawang Merah dan Telor Asin

Rab, 10 Februari 2016 | 14:00 WIB

Brebes, NU Online
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti merangkul para ulama dan tokoh masyarakat untuk menyukseskan pembangunan daerah. Hal ini dilakukan guna tercapainya pembangunan yang seimbang antara pembangunan jasmani dan rohani. Brebes, katanya, layak menjadi negeri santri karena banyaknya pondok pesantren dan anak-anak yang menempuh pendidikan di pesantren.

“Saya bertekad akan menyeimbangkan pembangunan jasmani dan rohani,” ujarnya saat silaturahim dengan para kiai dan tokoh masyarakat se-Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, di aula kecamatan setempat, Selasa (9/2).

Ia menjelaskan bahwa pesantren menjadi ikon Kabupaten Brebes selain bawang merah dan telor asin. Menurut Idza, Kabupaten Brebes terkenal karena banyaknya pesantren yang berkualitas. “Dari daerah lain di Indonesia maupun luar negeri, banyak yang berkunjung ke Brebes juga karena mondok, nyantri di Brebes,” ungkapnya.

Lebih dari dua ratus pondok pesantren tersebar di 17 Kecamatan se Kabupaten Brebes, baik yang besar maupun kecil dan masing-masing memiliki spesifikasi sendiri-sendiri. “Tanpa peran kiai, Kabupaten Brebes tidak maju,” ucapnya.

Oleh karena itu, kata Idza, Pemerintah Kabupaten Brebes memperhatikan dengan sepenuh hati keberadaan pondok pesantren, masjid, mushala, madrasah diniyah, pimpinan pondok pesantren, hafidz-hafidzah, maupun ustadz-ustadzah.

Pembangunan SDM, sambungnya, akan mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Brebes. Dengan kebersamaan antara ulama dan umara serta tokoh masyarakat, IPM Brebes yang tadinya pada posisi bontot bisa beranjak satu digit pada urutan ke-34.

Bupati juga meminta kepada para kiai dan tokoh masyarakat terus mendorong peningkatan semangat belajar di kalangan generasi muda. Dengan uluran tangan keikhlasan dari kiai dan tokoh masyarakat, kondisi Kabupaten Brebes akan kondusif. Di samping itu, generasi muda tidak akan mudah tergiur ajakan-ajakan yang menyesatkan sebagaimana telah dilakukan kelompok radikal dan ormas Gafatar.

Dirinya tidak ingin pembangunan Kabupaten Brebes hanya berkutat masalah fisik saja, tetapi harus merambah ke persoalan rohaniyah. Karena, menurutnya, kuatnya rohani akan mampu membuat bangunan yang tinggi menjulang. “Pembangunan infrastruktur tinggal 10 persen, selanjutnya diseimbangkan dengan pembangunan sumber daya manusia,” ujarnya. (Wasdiun/Mahbib)