Daerah

Pesantren Jadi Pilihan Utama Orang Tua

NU Online  ·  Selasa, 19 Mei 2015 | 04:13 WIB

Probolinggo, NU Online
Saat ini pondok pesantren menjadi pilihan utama dari para orang tua. Hal ini dikarena telah terjadi ketakutan orang tua akibat pergaulan anak yang sangat mengkhawatirkan.<>

Demikian disampaikan Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin dihadapan ribuan santriwan dan santriwati dalam temu lapang kegiatan peningkatan teknologi informasi pertanian untuk menuju santri sehat dan mandiri di Pesantren Miftahul Ulum Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo, Senin (18/5).

“Karena sudah menjadi pilihan utama, maka pondok pesantren hendaknya segera berbenah dengan membekali santrinya dengan ilmu agama dan mengaji. Selain itu, pondok pesantren juga sudah harus mulai memberikan waktu untuk mengajari santrinya ilmu bercocok tanam untuk bekal setelah keluar dari pondok pesantren,” ungkapnya. 

Hasan menegaskan, bahwa pemberikan ilmu bercocok tanam ini harus dilakukan dengan cara membagi waktu secara tepat dan sesuai sasaran. “Caranya, bagaimana supaya waktu 24 jam ini bisa dibagi antara tidur, mengaji, sekolah dan belajar ilmu bercocok tanam,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hasan meminta supaya para santri pondok pesantren agar tidak berpikir jika berdagang itu modal uang menjadi yang utama. Tetapi kembalilah kepada pembelajaran pondok pesantren bahwa modal utama usaha jujur.

“Sebab produk-produk pabrikan saat ini membutuhkan orang jujur. Setelah itu baru bentuk jaringan usaha. Jika sudah demikian, maka perbankan dengan sendirinya akan mencarinya. Dengan kata lain, modal akan mengikuti setiap usaha yang dilakukan oleh orang jujur,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hasan meminta supaya pendidikan di pondok pesantren tidak hanya fokus kepada pembelajaran dan penguasaan bahasa Arab saja. Tetapi bagaimana pondok pesantren juga bisa memberikan pembelajaran bahasa China kepada santrinya. 

“Santri sudah harus mulai dilatih dengan bahasa China. Sebab beragam produk-produk dari luar dengan merek Made in China sudah banyak yang masuk ke Indonesia. Jika santri tidak mempersiapkan diri, maka suatu saat akan ketinggalan,” tandasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)