Daerah

Pesantren Sukses Karena Kesamaan Visi dan Misi

Sen, 13 Januari 2020 | 00:00 WIB

Pesantren Sukses Karena Kesamaan Visi dan Misi

Jajaran PCNU Sukoharjo, Jateng (Foto: NU Online/Masri Zaini)

Sukoharjo, NU Online
Salah satu kunci sukses untuk mendirikan pesantren adalah kesamaan visi misi kepesantrenan. Jika hal tersebut dilakukan dengan niat ikhlas serta semangat berkelanjutan, bukan hal yang mustahil sebuah cita-cita mulia segera terwujud. 
 
"Harus ada kesamaan visi dan misi pesantren,"  ujar Ketua PC LP Ma'arif Sukoharjo, Zainul Abbas.
 
Dengan semangat itulah, Pesantren Nahdlatul Ulama Darul Hasan Jatisari, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah akan mendirikan sekolah Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama.
 
"Niat untuk pendirian MTsNU Ma'arif Darul Hasan di PP Darul Hasan perlu persiapan dan kesamaan visi misi kepesantrenan. Sehingga bermacam hambatan dan kendala bisa teratasi," kata Zainul Abbas kepada NU Online, Ahad (12/1). 

Dijelaskan, desainnya adalah sekolah berbasis pesantren, sehingga ada dua pengelola, pertama pengelola sekolah dan kedua pesantren. Management strukturnya juga harus berbeda, pesantren di bawah Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) dan MTsNU di bawah Ma'arif, dipadukan menjadi satu agar tidak tabrakan dalam memenej. 
 
Selain itu, Dr Abbas berharap agar seluruh pengelola baik dari sekolah maupun pesantren perlu kerja sama terutama tentang sarana dan prasarananya. Hal itu sangat penting untuk mensukseskan program pendirian MTs Ma'arif yang berbasis tahfidhul qur'an.
 
"Pengasuh Pesantren Darul Hasan Kiai Muhammad Sholeh Al Hafidz adalah kiai yang mempunyai kemampuan di bidang tahfidzul qur'an, sangat diandalkan," tuturnya.
 
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukoharjo KH Khomsun Nur Arif  juga berharap, pendirian MTsNU Ma'arif adalah awal dari berkembangnya pondok pesantren Darul Hasan, namun utamanya setelah berkembang santri diwajibkan menetap/mukim di pondok. 
 
"Dalam perjalanan tentu tidak gampang, bermula dari sedikit demi sedikit setelah terlaksana pendirian dan terlaksanya kegiatan belajar mengajar kemudian direncanakan untuk dipadukan sistem pembelajaran pesantren dengan memilah santri, seperti belum bisa membaca Al-Qur'an dan yang sudah mampu belajar dengan baik diarahkan ke hafalan Al-Qur'an," ungkapnya. 
 
"Semua ini merupakan awal berangkat berkembangnya Pesantren Darul Hasan," pungkasnya. 
 
Kontributor: Masri Zaini
Editor: Abdul Muiz