Pimpin MWCNU Sukowono, H Imam-Kiai Ali Siap Hadang Gerakan Radikal
NU Online · Senin, 26 Februari 2018 | 02:15 WIB
Jember, NU Onilne
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Sukowono, Jember, H
Imam Syafi'i menegaskan, pihaknya akan terus memperkokoh pemahaman tentang
Aswaja sekaligus melestarikan amaliah NU di tengah kehidupan masyarakat. Dengan
demikian, propaganda gerakan radikal yang mulai menyisir Jember bagian utara,
dengan sendirinya dapat dibendung.
"Kita tak perlu ribut-ribut menghadang gerakan radikal,
tapi cukup memperkuat dan memantapkan keyakinan warga terhadap amaliahnya, itu
saya kira sangat bagus," urainya sesaat setelah terpilih kembali
sebagai Ketua MWCNU Sukowono, Ahad (25/2).
Menurutnya, amunisi
yang paling ampuh untuk menghadapi gerakal radikal adalah memberikan pelayanan
terbaik kepada warga dan memperkuat pemahaman tentang Aswaja. Sebab,
senjata pelaku gerakan radikal bukan semata-mata ideologi, tapi juga pelayanan
dan perhatian yang tinggi kepada masyarakat.
"Pelayanan tidak
harus dengan materi atau uang, tapi disapa saja, disambangi saja, warga sudah
merasa diorangkan," tambahnya.
Hal tersebut diamini Rais
Syuriyah MWCNU Sukowono, KH Ali Hasan. Menurutnya, memperkuat jamiyah dan terus
menyambung silaturrahim dengan masyarakat adalah hal yang tak bisa
ditawar-tawar lagi dalam menyikapi munculnya gerakan radikal dan aliran
lain yang menyesatkan.
"Tugas kita
semua, khususnya para kiai dan pengurus NU adalah bagaimana
mengokohkan tali silaturrahim di semua lapisan masyarakat melalui
sarana tahlilan, lailatul ijtimak dan pertemuan rutin lainnya," tukasnya.
Duet H Imam Syafi'i dan KH Ali Hasan terpilih sebagai Ketua
dan Rais Syuriyah MWCNU Sukowono dalam Konferensi MWC yang digelar di Pesantren
Hidayatul Mubtadi'in, Desa Sukosari, Sukowono.
Pada konferensi tersebut, H Imam meraih 12 suara dari total 13 suara Ranting NU. Sedangkan KH Ali Hasan mendapatkan 7 suara. (Aryudi AR/Ibnu Nawawi).
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
5
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
6
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
Terkini
Lihat Semua