Brebes, NU Online
Menjadi pemimpin harus memiliki jiwa dan semangat yang bersih lahir batin. Sehingga dengan kebeningan hati, ucapan, pikiran dan langkah akan membawa kemaslahatan umat. Dengan kebaikan-kebaikan tersebut maka bisa menjadi ladang dakwah, dakwah yang saling saling merangkul bukan memukul. Dakwah yang saling mencintai, bukan membenci.
Demikian disampaikan Ketua MWCNU Wanasari, Kecamatan Brebes, Jawa Tengah KH Sobarudin saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) PAC Ansor Wanasari di SD Negeri Kertabesuki 1, Jumat (27/1) lalu.
Menurut Kiai Sobarudin, pemimpin yang dilihat adalah tentang keteladanannya. Di berbagai media, kerap terlihat kasus buruk yang menimpa orang orang yang sudah dianggap pemimpin oleh masyarakat.
“Sekarang krisis keteladanan, untuk itu Ansor harus menjadi pemimpin yang menjadi panutan, minimal menjadi panutan keluarganya,” ajak Kiai Sobar.
Terkait dengan hal tersebut, Ketua PAC Ansor Wanasari Bayu Murohman memberikan dalam materi PKD diberikan materi dan praktik tentang kebersihan hati, pikiran dan perbuatan. Perwujudannya dengan mengadakan bakti sosial bersih-bersih tempat ibadah seperti Masjid, Mushola dan Majelis Taklim.
“Kami membagi 9 kelompok di sembilan tempat ibadah,” ujar Bayu kepada NU Online, Ahad (29/1)
Ketua Panitia Beni Komarudin menjelaskan, PKD yang berlangsung 27-29 Januari tersebut diikuti 65 peserta yang berasal dari Pimpinan Ranting se Kecamatan Wanasari, Jatibarang dan Songgom.
Tema yang diusung bertajuk menanamkan nilai perjuangan Islam Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah demi tegaknya NKRI dengan instruktur diambil dari PC GP Ansor Kab Brebes. Adapun materi yang disajikan antara lain Keindonesiaan dan kebangsaan, keaswajaan, peran kesejarahan NU, keorganisasian dan kepempimpian.
Peserta tampak antusias, terlihat dari berbagai sesi Mereka bersemangat kendati harus mengikuti materi hingga larut malam.
Tampak hadir Ketua PC GP Ansor Brebes Ahmad Munsip, jajaran Polsek Wanasari, dan Koramil Wanasari serta undangan lainnya. (Wasdiun/Fathoni)